Menghadapi Kesulitan Hidup Dengan Berdo'a
Dan Beramal Shalih Secara Istiqomah
Di dalam
pengajian ini, saya ingin menyampaikan bahwa suasana yang sulit sekarang ini,
yaitu hidup yang sumpek yang di dalam Al-Qur'an disebut dengan مَعِيْشَةً ضَنْكًا (hidup yang serba angel), kelihatannya belum ada tanda-tanda
berhenti. Kenapa belum ada tanda - tanda berhenti?, karena kita masih belum
bisa bersatu untuk memperbaikinya, baik dalam hal keamanan, pendidikan,
kesehatan, hukum dan ekonomi. Hal kedua yang ingin saya sampaikan adalah bahwa
bencana-bencana yang silih berganti ini juga belum ada tanda-tanda berhenti.
Saya tidak mengatakan bencana ini akan jalan terus, tapi saya mengatakan belum
ada tanda-tanda rangkaian bencana ini akan berhenti. Satu-satunya jalan untuk
menghapi kondisi seperti ini adalah kita harus siap-siap memohon keselamatan,
karena kita tidak mampu untuk menghentikan bencana yang ada.
Mengapa
bencana ini masih terus terjadi?, Jawabannya adalah karena fungsi bencana tadi
masih belum sampai. Bencana itu tersirat musibah di dalamnya, ada yang bersifat
tadzkirah (peringatan), 'uqubah (balasan) dan ada yang bersifat adzab
(siksa). Kira-kira saja, bencana di Indonesia ini berada pada posisi antara tadzkirah
dan 'uqubah. Yang dimaksud dengan bencana sebagai tadzkirah
(peringatan) adalah bahwa di Indonesia ini ada susuatu yang salah dan harus
dihentikan, tapi belum juga dihentikan sekalipun bencana sudah silih berganti
seperti ini. Sedangkan bencana sebagai 'uqubah (balasan) itu sudah lebih
berat dari sekedar tadzkirah, karena bersifat siksaan. Saya yang sudah
menelusuri ke mana-mana, melihat orang yang seharusnya berhenti berbuat dusta,
serakah, korupsi, dsb. Namun mereka belum menunjukkan tanda-tanda berhenti
melakukan perbuatan tersebut. Akhirnya, karena kedurhakaan sebagian umat ini,
seluruh umat juga terkena musibah. Bencana seperti ini sudah dijelaskan di dalam
Al-Qur'an Surat Al-Anfaal : 25
(#qà)¨?$#ur
ZpuZ÷FÏù
w
¨ûtùÅÁè?
tûïÏ%©!$#
(#qßJn=sß
öNä3YÏB
Zp¢¹!%s{
(
(#þqßJn=÷æ$#ur
cr&
©!$#
ßÏx©
É>$s)Ïèø9$#
ÇËÎÈ
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak
khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa
Allah amat keras siksaan-Nya.
Orang-orang
yang durhaka inilah yang bisa mengapa-apakan Indonesia, sehingga semua
orang terkena bencana, termasuk orang-orang yang shalih sekalipun. Misalnya,
pada waktu ada bencana, masih ada saja orang-orang yang bisnis bencana. Ketika
ada banjir, ada juga preman-preman di situ. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa
belum ada kesadaran manusia atas peringatan Allah SWT, sehingga do'a mereka
juga tidak mandi (terkabul), karena mereka berdo'a agar tidak banjir,
tapi sambil membabat hutan. Do'a yang seperti itu angel dikabulkan,
karena mestinya jika berdo'a agar tidak banjir, hutannya juga jangan dibabat.
Atau mereka berdo'a supaya makmur, namun korupsi jalan terus; berdo'a supaya
memperoleh anak shalih, namun memakan makanan yang diharamkan; Akhirnya
do'a-do'a yang seperti ini tidak dikabulkan oleh Allah SWT.
Suatu
ketika saya datang kepada seorang Kyai. Menurut perkiraan saya, beliau ini
orangnya bersih dan mustajab do'anya. Kemudian saya mohon kepada beliau
agar Indonesia ini dido'akan supaya selamat dan bencana-bencana ini ndang
leren (segera berakhir). Namun beliau menjawab balik: "Kan istighotsah
sudah dilakukan di mana-mana". Saya menjawab: "Ya benar, tapi ndak
mandi-mandi (tidak terkabulkan)". Setelah itu beliau menerangkan kalau
tidak mandi-nya do'a itu dikarenakan do'anya tidak selaras dengan
perbuatannya dan do'anya juga tidak menggunakan ukuran. Yang dimaksud ukuran di
sini adalah tidak boleh menerjang sunnatullah (hukum alam), namun boleh
dalam masyiatullah (hukum Allah yang masih bisa berubah).
Selanjutnya
saya meminta beliau supaya berdo'a untuk orang banyak yang sudah megap-megap
uripe dan agar bencana segera berakhir. Setelah beliau berpikir lama,
akhirnya beliau tidak mau mendo'akan sambil berkata: "Mengke-mengke
mawon, Pak Hasyim. Niki tadzkirah saking pengeran, pun koyo ngeten niki,
tiyang-tiyang tasik dereng sadar. Nek dikurangi, lak tambah sombong".
(Suatu saat nanti saja saya do'akan. Bencana ini adalah peringatan dari Allah SWT.
Namun meskipun sudah diberi bencana yang sedemikian rupa ini, mereka masih
belum sadar. Seandainya bencana ini dikurangi, bisa jadi mereka akan bertambah
sombong). Saya pikir-pikir pernyataan beliau itu benar juga. Misalnya
bencana dikurangi, mungkin akan ada orang yang berkomentar; "Setelah saya
turun tangan, kan begini-begini". Kyai itu berpesan agar masing-masing
dari kita berdo'a.
A.
Do'a Agar Dimudahkan Dalam Menghadapi Kesulitan Hidup
Adapun do'a
yang seharusnya kita baca ada dua macam. Do'a yang pertama adalah do'a untuk
kehidupan kita di saat yang sulit ini, supaya diberi kemudahan oleh Allah SWT.
Jadi, ada kemudahan hidup di tengah-tengah kesulitan. Wong ora angel wae,
urip iku wis angel, apo maneh zamane angel koyo iki. (Dalam kondisi normal
saja, hidup sudah sulit, apalagi hidup dalam kondisi yang berat ini!). Dengan membaca do'a
ini, kita yang hidup di tengah-tengah kesulitan hidup ini semoga diberi tempat
yang lapang oleh Allah SWT. Adapun bacaan do'a yang diamalkan adalah:
1)
Surat Al-Fath : 1-5
Do'a yang
pertama itu adalah membaca Surat Al-Fath 1-5 setelah shalat shubuh (untuk satu
siang) dan setelah shalat maghrib (untuk satu malam) secara istiqomah.
$¯RÎ) $oYóstFsù y7s9
$[s÷Gsù $YZÎ7B
ÇÊÈ tÏÿøóuÏj9 y7s9
ª!$#
$tB tP£s)s?
`ÏB Î7/Rs
$tBur t¨zr's?
¢OÏFãur
¼çmtFyJ÷èÏR y7øn=tã
y7tÏökuur
$WÛºuÅÀ
$VJÉ)tFó¡B
ÇËÈ x8tÝÁZtur ª!$#
#·óÇtR #¹Ítã
ÇÌÈ uqèd
üÏ%©!$#
tAtRr& spoYÅ3¡¡9$#
Îû É>qè=è% tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#ÿrß#y÷zÏ9 $YZ»yJÎ) yì¨B
öNÍkÈ]»yJÎ)
3 ¬!ur
ßqãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 tb%x.ur ª!$#
$¸JÎ=tã
$VJÅ3ym
ÇÍÈ @ÅzôãÏj9 tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÏM»oYÏB÷sßJø9$#ur ;M»¨Zy_ ÌøgrB `ÏB $pkÉJøtrB ã»pk÷XF{$# tûïÏ$Î#»yz $pkÏù tÏeÿx6ãur óOßg÷Ztã
öNÍkÌE$t«Íhy 4 tb%x.ur y7Ï9ºs yZÏã «!$#
#·öqsù $VJÏàtã
ÇÎÈ
Sesungguhnya kami telah membuka (kehidupanmu) dengan
pembukaan yang nyata. Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu
yang dulu maupun yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan
memberi kamu jalan yang lurus. Dan supaya Allah akan menolongmu dengan
pertolongan yang terhormat (banyak). Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan
di dalam hati kaum mukmin agar mereka terus bertambah keimanan ditambah
keimanan (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah bala tentara (yang ada) di
langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Supaya
dia memasukkan kaum mukmin dan mukminat ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya dia menutupi
kesalahan-kesalahan mereka. dan yang demikian itu adalah suatu kemenangan yang
besar dari Allah.
2)
Surat Al-Fatihah
Sebelum
membaca Surat Al-Fath 1-5 di atas, terlebih dulu kita membaca Surat Al-Fatihah
yang ditujukan kepada;
1.
Nabi Muhammad SAW;
2.
Orang tua laki-laki (ayah)
sebanyak satu kali;
3.
Orang tua perempuan (ibu) sebanyak
tiga kali.
Kenapa
harus tiga kali?, karena orang tua perempuan itu tiga kali lipat tingkatan
tingginya daripada orang tua laki-laki, sepanjang dia shalihah. Perempuan itu
kalau do'anya mandi, ya mandi betul. Tapi kalau dia jahat, ya jahat
betul. Kalau do'anya mandi sesuai dengan
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ (Surga itu di bawah telapak kaki ibu),
sedangkan kalau jahat, ya seperti seorang nenek sihir.
Dengan
membaca Fatihah di atas, niscaya akan tersambung lagi lingkaran ruh keluarga,
sehingga ndak pretel (tercerai-berai) lagi. Sekarang ruh keluarga kan pretel,
ibu, bapak, dan anak budal dhewe-dhewe, sehingga ruh keluarga semburat
dan ruwet. Hal ini tidak seperti keluarga dulu yang guyup, saling
dikenalkan mana Pak Dhe, mana Pak Lik, dsb. Jika keluarga tidak
ada sambungannya, maka sambungannya adalah dengan membaca Surat Al-Fatihah.
Jika anak bersekolah di tempat jauh, seharusnya dibacakan Al-Fatihah oleh orang
tuanya supaya ruh mereka tersambung. Jadi Al-Fatihah itu seperti SMS, tapi
lebih dalam lagi, karena Al-Fatihah itu SMS bathin, sedangkan kalau SMS lahir
mungkin hanya dilakukan pendak terimo kiriman atau tidak kirim sama
sekali. Surat Al-Fatihah ini berguna untuk merakit kembali rangkaian
sambung-sambung gerbong kekeluargaan dalam satu rangkaian.
Tidak
ada rezeki yang lancar dan berkah tanpa hormat kepada orang tua. Kalau rezeki
banyak, namun tidak berkah, itu ada (meski dia tidak hormat pada orang tua).
Jika meminta rezeki yang banyak dan berkah, tanpa melalui ikramul walidaini
(menghormati kedua orang tua) adalah tidak mungkin terjadi. Sama dengan pangkat
bisa diperoleh tanpa birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua),
tapi tidak mungkin seseorang memperoleh pangkat sekaligus derajatnya, jika
tanpa disertai birrul walidain. Kenapa hal itu kok tidak bisa?,
karena aturannya pengeran wis ngono. Itu adalah sunnatullah. Orang-orang
besar yang mempunyai pangkat dan derajat, mereka bukan main berbaktinya kepada orang
tua, terutama ibu. Mari kita rakit kembali gerbong keluarga secara ruh junudun
mujannadat (bala tentara Allah SWT) melalui bacaan Surat Al-Fatihah.
B.
Do'a Agar Diselamatkan Dari
Bencana
Setelah
itu kita mohon agar selamat dari bencana ini. Kalau kita mohon agar bencana ini
berhenti, itu sik durung ukurane (masih belum kapasitasnya). Ibaratnya
seperti orang yang ingin memberhentikan sepur (Kareta Api). Jika
seseorang membawa sempritan, yang mandek sepure atau nyang bablas
orang yang nyemprit?. Semua ini disesuaikan dengan ukuran kekuatan kita.
Do'a di
atas tadi ditambah dengan do'a untuk keselamatan dari gonjang-ganjing dunia,
fitnah dan bencana dunia, kemudian kita menyebut Nabi-nabi Allah yang telah
diselamatkan dari bencana. Penyebutan nama Nabi-nabi ini disebut juga dengan tawassul
(via atau lewat perantara). Adapun tawassul yang bisa dilakukan ada 2 macam;
1.
Tawassul bil A'mal
(Tawassul dengan menyebut amal
perbuatan kita sendiri).
Misalnya; "Ya Allah, mbok
menawi diparingi rezeki, kulo saget amal jariyah. Janji ngono iku
lek nggak dilakoni, yo nyuyut, karena sudah janji kepada Allah SWT)
2.
Tawassul bil Askhash
(Tawassul dengan menyebut nama
orang).
Misalnya; " بِجَاهِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم (Dengan
perantara kemulyaan Nabi Muhammad SAW), mohon kabulkanlah do'a saya".
Sekarang
dalam do'a kedua ini kita akan menyebut deretan para Nabi dan Rasul yang telah
diselamatkan dari bencana:
أَللَهُمَّ سَلِّمْنَا مِنْ
أَفَاتِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْأَخِرَةِ، وَفِتْنَتِهِمَا، وَبَلِيَّتِهِمَا،
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنِ. يَامَنْ أَجَابَ نُوْحًا فِيْ قَوْمِهِ، يَا زَائِدَ لِسَيِّدِنَا
الْخِضِرِ فِيْ عِلْمِهِ، وَيَا مَنْ نَصَرَ إِبْرَاهِيْمَ عَلَى أَعْدَائِهِ،
وَيَا مَنْ رَدَّ سَيِّدَنَا يُوْسُفَ عَلَى سَيِّدِنَا يَعْقُوْبَ، يَامَنْ
كَشَفَ ضُرَّ أَيُّوْبَ، يَامَنْ أَجَابَ دَعْوَةَ زَكَرِيَّا، يَامَنْ قَبِلَ
تَسْبِيْحَ يُوْنُسَ ابْنَ مَتَّى، نَسْئَلُكَ يا ألله، يا ألله، يا ألله،
بِأَسْرَارِ هَذِةِ الدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ أَنْ تَتَقَبَّلَ مَابِهِ
دَعَوْنَاكَ، وَأَنْ تُعْطِيَنَا مَا بِهِ سَئاَلْنَاكَ، أَنْجِزْلَنَا وَعْدَكَ
الَّذِيْ وَعَدْتَهُ لِعِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ. لاَإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ
سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ (11). وَصَلَّّى اللهُ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمْ، وَبَارِكْ وَسَلّمْ أَجْمَعِيْنَ.
Ya
Allah, mohon selamatkanlah kami dari keburukan-keburukan dunia dan siksa di
akhirat, fitnah-fitnah dan musibah-musibah di dunia dan akhirat. Sesungguhnya
Engau adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Dzat Yang Maha
Perkasa, Wahai Dzat Yang Maha Pengampun, Wahai Tuhan Semesta Alam. Wahai Dzat yang mengabulkan (do'a) Nabi Nuh
atas kaumnya, Wahai Dzat memberi ilmu yang lebih kepada Nabi Khidhir, Wahai
Dzat yang menolong Nabi Ibrahim dari musuh-musuhnya, Wahai Dzat yang telah
mengembalikan Nabi Yusuf kepada Nabi Ya’qub, Wahai Dzat yang menyembuhkan
(menghilangkan) penderitaan Nabi Ayyub, Wahai Dzat yang mengabulkan do’a Nabi
Zakariya, Wahai Dzat yang menerima tasbih Nabi Yunus ibnu Matta, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Kami memohon kepada-Mu
melalui rahasia do’a-do'a yang mustajabah ini, semoga Engkau berkenan
mengabulkan do’a-do'a kami, semoga Engkau berkenan memberikan apa yang kami
mohonkan, dan semoga Engkau berkenan memudahkan penyampaian janji-Mu kepada
para hamba-Mu yang beriman. Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau,
sesungguhnya aku benar-benar termasuk bagian dari orang-orang dzalim (11X) <
sesuai dengan masa Nabi Yunus AS berada di dalam perut ikan selama 11 tahun
>. Semoga Rahmat yang agung, barokah dan keselamatan senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi yang Ummi. Begitu juga kepada para
keluarga dan shahabat beliau seluruhnya.
Nabi
Khidhir AS itu bisa mengetahui apa yang terjadi hari ini dan hari esok. Kalau
kita tidak bisa mengetahui apakah besok akan serempetan atau tidak,
bahkan apa yang akan dimakan esok hari saja kita tidak bisa mengetahui. Jadi,
Nabi Khidir AS diberi ilmu futuralistik (ilmu mengetahui masa depan) oleh Allah
SWT.
Nabi
Ibrahim AS bermusuhan dengan Raja Namrud. Kalau Namrud adalah raja, tentu
seluruh negara akan ikut memblokade gerakan Nabi Ibrahim AS.
Nabi Yusuf
AS diceritakan telah dibunuh oleh srigala, kemudian dicemplongno ke
dalam sumur, dijual, tinggal di lingkungan kerajaan sampai beliau menjadi raja,
serta putus hubungan dengan keluarga beliau, toh akhirnya beliau kembali
juga kepada ayah beliau, Nabi Ya'qub AS. Nabi Ya'qub AS sendiri karena begitu
sedih atas kepergian Nabi Yusuf AS, beliau terus-menerus menangis sampai
mengalami kebutaan. Setelah beliau ketemu dengan puteranya, Nabi Yusuf AS,
beliau dilempari dengan baju Nabi Yusuf AS, setelah itu beliau kembali bisa
melihat seperti sedia kala.
Nabi Ayyub
AS semenjak lahir sudah menderita sakit terus-menerus, bahkan sampai beliau
diangat menjadi Nabi. Sakit yang beliau derita adalah sakit yang dijauhi
orang-orang. Nah, pada ujung-ujungnya beliau juga disembuhkan oleh Allah
SWT, yang menurut ukuran biasa, sakit beliau ndak mungkin sembuh.
Nabi
Zakariya AS sampai tua tidak mempunyai anak, padahal beliau sangat kepingin
mempunyai anak, akhirnya beliau dikaruniai putera - Nabi Yahya AS – pada saat belliau
sudah tuyuk-tuyuk (sangat tua) yang menurut ukuran biasa sudah tidak
bisa mempunyai keturunan. Artinya, sesuatu yang tidak mungkin, menjadi mungkin.
Nabi Yunus
AS berada di dalam perut ikan selama 11 tahun, akhirnya beliau juga
dikembalikan ke tepi pantai. Wong nek jerone iwan sewelas tahun,
ukurannya sudah menjadi tele'e iwak (manusia berada dalam perut ikan
selama 11 tahun, ukurannya dia sudah menjadi kotoran ikan). Setelah itu beliau
dikembalikan ke tepi pantai dan diperintahkan untuk berdakwah kembali.
Demikian
juga dengan kondisi di Indonesia saat ini. Menurut ukuran biasa, sudah ndak
mungkin lagi bisa diatasi. Misalnya; Porong tambah macet. Sopo sing iso
ngelas porong lek mereteli?. Lek kakean lumpur ambles, sopo sing
nyonggo?.
C.
Niat Yang Lurus Dalam Berdo'a Dan
Beristiqomah Dalam Beramal Shalih
Di
dalam upaya menggapai istijabud du'a (terkabulnya doi'a), ada beberapa amaliah
yang harus dilakukan, yaitu:
1.
Niatnya harus bersih
2.
Suka menolong.
Jika
seseorang ingin tertolong di saat kesulitan, maka tawassulnya adalah dengan
amal perbuatan. Dia harus suka menolong sebisa-sebisanya. Menolong dengan
pikiran, badan, uang, tapi ojo meneng wae (jangan diam saja). Kalau ada kebanjiran,
jangan diam saja karena dia tidak terkena banjir. Kalau ada omah kobongan,
mudun tandang, ojo dumeh umahmu ora koboing. (Kalau ada
rumah kebakaran, segera turun tangan, jangan acuh tak acuh karena rumahnya
tidak ikut terbakar). Yang demikian ini adalah Tawasssul bil A'mal demi
terkabulnya do'a kita. Kita ini kecil dalam iman, dalam ibadah dan kecil dalam
kemampuan, oleh karena itu mari kita selamatkan lingkungan keluarga
masing-masing terlebih dulu. Perkoro nanti Allah SWT memberi kekuatan
yang lebih besar lagi potensinya kepada kita, ya Alhamdulillah.
Do'a di
atas adalah untuk memohon masa depan. Nah, Bapak-bapak yang sepuh-sepuh
ini, masa depannya kan kuburan, maka dalam keadaan yang sulit ini,
karena kita bertanggung jawab kepada keluarga, maka kita harus mendo'akan
anak-anak kita supaya mereka mempunyai masa depan yang baik, sedangkan kita
berdo'a agar masa depan kita adalah husnuh khatimah. Sangat baik kalau
yang mendo'akan semua keluarga. Saya sendiri sulit melakukannya karena montang-manting
begini, paling-paling ya nyuruh saja.
Sekarang
(Bulan Rabi'ul Awwal) sampai bulan Rojab nanti adalah saat-saat yang bahaya.
Jadi 3 bulan lagi ke depan ini akan berat. Yang dimaksud berat di sini adalah
kalau tidak sanggup menghadapinya, kemudian melakukan bunuh diri dengan ngombe
racun. Kalau kuat, justru nekat ngerampok atau nyolong.
Semua ini terjadi karena "kuat"-nya tidak pakai hidayah, "tidak
kuat"-nya juga tidak pakai hidayah. Jadi, orang yang bisa bertahan dalam
kondisi ini adalah mereka yang mendapatkan petunjuk dari Dzat yang menciptakan
bencana itu sendiri. Misalnya; Anak dibunuh oleh ibunya sendiri, kemudian si
ibu juga melakukan bunuh diri, ada yang karena jengkel sama suami maupun
bingung tidak bisa nyekolahno anak. Timbangane anakku bodoh, mending
mati saja. Sikap ini memang tumbuh dari kasih sayang ibu, tapi kasih sayang
yang tanpa hidayah.
Bencana
yang terjadi ini seperti tampah seng nginteri untuk memisahkan
antara las (beras yang kulitnya masih ada yang menempel) dan beras.
Kondisi ini sudah tidak bisa lagi ditandangi, karena yang rusak, bukan
cuma ekonomi, hukum, pendidikan, ekonomi, akan tetapi yang rusak juga pikiran
manusia. Piye carane ndandani wong sing rusak pikirane?. DPR demo nggolek
rapelan. Nde'e iku wis akeh duwite timbangane wong macul. Mestine
ngurusi sing diwakili, kok malah ngurusi awake dhewe, nggono iku isih rumongso
bener!. Jadi, yang rusak adalah pikiran manusia, sehingga tidak bisa ngitung
benar-salah. Oleh karena itu, hendaknya tetap berdo'a dengan do'a di bawah ini:
أَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ، الْحَقَّ وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرنَِا
الْباَطِلَ، الْبَاطِلَ وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami bahwa yang benar itu
benar sehingga kami bisa mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami bahwa yang
salah itu salah sehingga kami bisa menjauhinya.
Dengan
do'a ini, semoga sing salah ketok salah. Sak iki, sing salah ketok
bener, sing bener ketok salah. Semua ini terjadi karena pikirannya yang
salah. Pikiran itu cuma gas, sedangkan accu-nya adalah hati. Kondisi ini
mau diselesaikan dengan cara apa?, tentu saja kondisi ini ndak bisa kita
atasi. Oleh karenanya, yang paling penting adalah menyelematkan diri kita dan
lingkungan keluarga kita. Kalau Allah SWT sudah mengabulkan do'a kita, kekuatan
kita akan lebih besar, dan kalau sudah mampu, kita bisa memperbaiki lingkungan
yang lebih besar. Budalnya (berangkatnya) adalah dari keluarga, kalau nggak
nggono, nggak iso. Karena yang diperintahkan di dalam Surat
At-Tahriim : 6 adalah menjaga diri dan keluarga masing-masing;
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
Kondisi
saat ini adalah ma'isyatan dhanka (kehidupan yang serba sulit). Karena
hidup sumpek iki bareng dan salah bareng, maka ndak ono sing
iso ngatasi kondisi ini. Oleh karena itu diperingatkan oleh Allah SWT
melalui para makhluk-Nya antara lain; air, angin, bahkan beledek pun sudah
mendapatkan porsi. Di Sumatra Barat ada rumah yang tersambar beledek di
siang hari yang cerah tanpa hujan. Namun dengan kondisi seperti ini, manusia
masih rumongso piye. Artinya; bencana ini masih belum nyampai
pada tujuan tadzkirah (peringatan) dan 'uqubah (balasan). Kita ndak
usah sombong, seakan-akan bisa, padahal wong podo nggak isone. Kita ndak
boleh menyalahkan sini-sana, karena salah semuanya. Maka mari kita selamatkan
lingkungan kita. Bahkan Nabi Nuh AS saja keluarganya juga ada yang terkena adzab.
Insya Allah, zaman Nabi Muhammad SAW tidak sama dengan zaman-zaman para
Nabi sebelumnya. Kalau zaman Nabi sebelumnya, umat yang durhaka ditumpas sampai
habis, kalau kita ini dititili, seperti korban bencana di Aceh yang
mencapai sekitar 200.000, di Porong sekitar 15.000 jiwa, dsb. Sedangkan jumlah
penduduk Indonesia sendiri masih sekitar 200 Juta. Tapi, keri (ngeri)
juga kalau kita dititili seperti ini.
0 komentar:
Posting Komentar