Assalamualaikum sahabat edufuniaku, How's
Life?? Selalu tambah baik kan?? Alhamdulillah... All praise to Allah... tulisan
kali ini tentang menghadiri walimah alurs'y ke Jember....
wedding Ring |
Bagi kita yang sudah memasuki masa kuliah
apalagi sudah masuk semester-semester akhir, pastinya pernah menerima undangan
pernikahan dari temen-temen kita. Tak terkecuali diriku. Memasuki semester
akhir pascasarjana undangan hadir bak jamur dimusim hujan wkwkwk… J (lebaayy,
pokoknya intinya banyak B.G.T)… dan ketika menerima undangan nikah, terkadang
rasa keGALAUan yang terpendam rapat itu bangkit dari persembunyiannya. Galau
yang klo ga’ salah dimulai sejak mengenal istilah STMJ (semester tujuh masih
jomblo), berlanjut ke SDMJ (semester delapan masih jomblo) terus continue ke
SLMJ (sudah lulus masih jomblo) dan berulang ke STMJ lagi… (Sudah Tesis Masih
Jomblo) wkwkwk.... ada2 aja… pokoknya sesame jomblo harus saling menghina dan
meledek agar gelar Jomblo dia segera lepas. Inilah yang dinamakan “Fastabiqul
khairat” berlomba-lomba dalam kebaikan. Atau watawa saubil haq…watawa saubil
sobr… saling mengingatkan
dalam kebenaran dan saling mengingatkan dalam kesabaran… Sabar mblo…!! :-D
Menjadi jomblo kadang mengasyikkan, kadang
mengenaskan. (g lebay ntuh kiranya pakek kata mengenaskan), Asyik karena bisa
jalan bareng sama temen sepuasnya dan berpetualang sesama para teman laki-laki
fearless seperti mendaki gunung, memacu motor atau mobil dalam kecepatan penuh
(TopSpeed) atau sekedar sharing2 mencoba membangun bisnis.
Namun terkadang menjadi jomblo itu memprihatinkan. Ketika semua harus dirasakan
sendiri, dengan pikiran sendiri melakukan semua aktivitas sendiri (kata bang
roma “karena dalam kesendirian, berat menahan godaan”). Terlebih dan Terkadang
mupeng melihat pasutri bergandengan tangan sambil bercanda apalagi bawa anak
yang anaknya lucu banget seperti yang pernah ku lihat pagi hari di parkiran
masjid insan karim deket taman merjosari, ada anak kecil putri berlarian
mengejar laron. Betapa comel dan lucunya. How cute that little girl..!!
Bagi kalian, jangan pernah meremehkan
jomblo. Meski terkesan negative, jomblo juga banyak memiliki sisi positif.
Entah siapa yang menciptakan Kata “JOMBLO”. Berkat kata ini, social media
hidup, gambar meme-comic menjadi rame dan seru. Bahkan banyak yang terinspirasi
dari kata jomblo tersebut terbukti dari banyaknya novel dan film yang
mengandung kata jomblo seperti “Ayat-Ayat Jomblo, Ketika Jomblo Bertasbih,
Diatas Sajadah Jomblo, alangkah lucunya Jomblo ini, Ada Apa Dengan Jomblo? Dan
lain sebagainya… coba kalian sebutkan lagi… masih banyak kan?? Hehehe…
Kembali ke topic awal yang berbicara
tentang haru dan tegangnya akad nikah, setiap orang pasti mengalami hal-hal
yang bendebarkan dalam hidup seperti ujian skripsi, menunggu pengumuman juara
di suatu perlombaan, dan pastinya akad nikah dll. kali ini kami dan keluarga
besar PesMa Firdaus memenuhi undangan ukhtuna Ria salah satu santriwati dari
jember. Dan kabar baiknya kita bisa hadir dalam prosesi akad nikahnya sekaligus
resepsinya karena kedua acaranya berkelanjutan, kan kadang antara akad nikah
dan resepsinya beda hari. Kalau gue diundang dan dibolehkan memilih menghadiri
akad nikah atau resepsinya gue pilih hadir di acara akad nikahnya. Knapa?
Karena itulah yang utama, penting, sakral, tegang, haru sedu, dan bercampurnya
rasa yang tak menentu. Ketika hati begitu lembut menyaksikan proses agung mitsaqon
gholido (perjanjian yang kukuh), bukan hanya perjanjian si
mempelai pria dengan ayahanda mempelai putri namun juga janjinya dengan Allah
disaksikan oleh beribu-ribu Malaikat makanya disebut (mitsaqon gholido).
Gerombolan pesma firdaus terbagi dalam 3
mobil, ketiga supirnya adalah mas akbar, abang ridwan dan satunya lagi yaitu
sopir utama pesma firdaus. Siapa lagi klo bukan Guee… B-), ketiga mobil
berangkat hampir bersamaan namun gerombolan gue (kok gerombolan ya… lebih
halusnya rombongan) menjadi terakhir karena bunda pengasuh minta berhenti dulu
ke apotik dan ke masjid. Kita berhenti di masjid Alun-alun pasuruan. Ya g papa…
sambilku sholat dhuha… agak lama berhentinya dan pastinya kita udah ketinggalan
jauh… namun tak disangka, ternyata rombongan gue lah yang pertama kali nyampek…
hebat kan gue..!?? (yang baca menjawab serentak). Enggaaaakkk..!! hahaha… tapi
itu (dateng pertama) bisa terjadi mungkin karena gue berprinsip “kesempatan
takkan datang kedua kali” makanya klo ada kesempatan nyalip… gue langsung nyalip.
:-) … okayy, back to topic again…
Kita datang sebelum Acara dimulai, kita
udah nyampek di depan rumah ukhtuna ria tapi masalahnya penampilan kita masih
tidak On Fire dan muka kita masih kusut belum disetrika… Eh, belum cuci muka
maksudnya, akhirnya kita balik dulu cari masjid. Biasa ibu-ibu pada
rempong tapi gue memahami ke”rempongan” mereka. Mereka adalah wanita normal
yang memiliki insting berhias dan ingin terlihat cantik. Jadi gue pasti
mengantarnya dan siap menunggunya. Tapi kalau ada yang over dalam bermake-up
gue pasti ngomong atau setidaknya tak sindir… Tujuan make-up apa coba??
MAKE U’r beauty UP, MAKE U’r appearance
UP, MAKE U’r confidence UP,
bukan jadi kayak badut kan.??
Akhirnya kita masuk dan acarapun dimulai….
Namun ada yang sesuatu yang tidak aku nyana (sangka), ternyata eh ternyata MC,
sambutan-sambutan ataupun ceramah nikahnya semua berbahasa Madura, daann
maduranya itu “madhureh maghes” artinya maduranya fasih banget…
gue sumpah heran seribu heran… bukannya ukhtuna ria g bisa Bahasa Madura.??
Ehtahlah… pokoknya gue heran campur kaget bgt. Dan lucunya lagi semua rombongan
dari pesma firdaus pada Hoo..haa..hoo.. alias g mudeng
blas. Yess… gue merasa diatas angin… soalnya biasanya gue yang dikerjain alias
diplokotoi gara2 g paham Bahasa jawa halus. Aku bilang pada mereka semua…
“Udah.. angguk-angguk aja pura-pura paham”. Wkwkwkwk…
Ketika sudah sampai pada prosesi akad
nikah, inilah acara inti. Acara yang membuat hal yang haram menjadi halal, hal
yang awalnya berdosa jika dilakukan berubah menjadi pahala. Acara yang dalam
alqur’an disebut mitsaqon gholidhon. Pihak sang ayah diwakili oleh pak mudin
dari KUA, semua berlangsung lancar dan sang mempelai priapun tegas dan lancar
mengucapkan “Qobiltu
nikahaha wa tazwijaha bimahril madzkur halan” Alhamdulillahh… Terdengar suara “Sah” dan dilanjutkan
oleh do’a bersama untuk kedua mempelai… aku juga menelungkupkan tangan diwajah,
mendo’akan mempelai berdua… semoga sakinah berpondasi mawaddah dan wa rahmah.
Semoga menjadi partner hidup di dunia dan di akhirat kelak… semakin banyak yang
mendo’akan maka akan semakin kuat bagi mempelai untuk menjaga janjinya dan
semakin jauh untuk menghianati do’a dari seluruh hadirin.
Ketika do’a tlah selesai aku tak kunjung
membuka tangan yang menutup wajahku, jujur.. ada cairan yang keluar dari
mataku. suasana begitu haru dan syahdu. Aku harus menjauh sementara untuk
menuntaskan air mata ini… untung waktu itu hujan turun, aku bergegas menuju
masjid. Ku berlari seperti waktu ku kecil mandi hujan, ku biarkan rintik hujan
jatuh pada wajahku agar tersamar kalo mataku sembab. Malu laahh.. masak cowok
nangis.
ijab qabul harus dalam satu tempat dalam
dan harus dijawab segera tanpa ada pembicaraan lain, dan tak jarang banyak yang
mengulang prosesi akad nikah karena kalimat yang terlontar salah atau kurang
tanggap, seolah lidahnya kelu tenggorokannya kering dan nafas yang
terengah-engah. Kok bisa bgitu ya?
Dan dari pihak ayah sang putri, banyak
yang mewakilinya kepada penghulu (pak mudhin), untuk pelafalan ijabnya. entah
mengapa?? Mungkin karena masih khawatir, terharu ataupun g kuasa mengatakannya.
Bagaimana mungkin begitu mudah melepas,
anak putri yang selama hidup dari kecil hingga dewasa selalu dijaganya
mati-matian diserah tanggungjawabkan kepada pria yang baru dikenalnya.?? Maka
tak jarang sang ayah menangis ketika itu. Akan banyak pertanyaan dibenak ayah
sang mempelai putri.
Akankah pria tersebut amanah? Bisakah ia
menjadi imam yang baik?
Bisakah pria tersebut memanjakan anaknya
sebagaimana aku memanjakannya?
bisakah ia memberi makan sebagaimana aku
memberi makan?
bisakah ia menjaga putrinya sebagaimana
aku mati-matian menjaganya?
Bisakah ia memberi pendidikan sebagaimana
aku usahakan pendidikannya?
Bisakah ia mengalah ketika semua penuh
akan emosi tak terbendung?
Dan yang paling utama adalah, bisakah ia
mengenalkan anakku pada Allah dan istiqomah untuk terus berada di jalanNya
sampai di surga nanti?
:’(:’(:’(:’(
itu dalam benak sang ayah, kalau dalam
pikiran si mempelai pria, gimana kira2?
“Ya Allah, ijab Kabul ini adalah proses
pemindahan tanggung jawab dari orang tuanya kepadaku, jika serah terima ini
tlah selesai, maka sepenuhnya ia akan menjadi tanggungjawabku. Segala dosa dan
kesalahannya, akan juga menjadi dosa dan kesalahanku. Jika Ia tak menutup
aaurat maka itu dosaku, jika ia menggalkan sholat itu adalah kelalaianku, jika
ia masuk neraka, akulah orang yang pertama kali harus bertanggung jawab”.
Mungkin kira-kira begitulah dibenak para lelaki yang mau akad nikah. Serem g’?
serem banget…. Ini bukan main-main mblo… just prepare the best of your self…
seperti yang aku biasa tuliskan
status-status di Facebook, akad nikah tersebut tidak bisa main-main.
Persiapan-persiapan harus disiapkan sebaik-baiknya. Cowok tersebut harus sudah
mapan. Mapan itu kuat. Kuat apanya? Aku menganjurkan untuk kuat dalam 5 hal
yaitu kuat fisiknya, kuat akademiknya, kuat finansialnya, kuat mentalnya dan
yang paling utama kuat imannya. Nahh… indicator mapan masing-masing orang
berbeda.
Naahh… kesakralan, keharuan dan keberkahan
yang begitu indah tersebut takkan bisa tercipta jika mempelai pria-wanita telah
melakukan hal-hal yang dilarang oleh ajaran islam, diluar batas yang
diperbolehkan. Misalnya berpacaran, sudah keliling-keliling bersama, bahkan
jika sampai terjadi Marriage by accident. Naudzubillah…!! So… jaga
diri kita baik-baik terutama sahabat edufunia yang putri, ingatlah selalu bahwa
kalian selalu siap diterkam oleh srigala-srigala pencabik kehormatanmu…
setidaknya jaga dengan berhijab ukhti, keep your hijab on your body, bacuase in
islam, hijab is really extremely important....!!
Kok tulisannya jadi menegangkan ya?? Ya
iyalah… sudah banyak korban tentang pelecehan martabat dan harga diri wanita,
itu adalah masalah klasik dari dulu tapi masalahnya itu terus berulang-ulang…
tidak ada rumus baku dalam menjaganya kecuali diawal, diproses, diakhir dan
diatas segala usaha menjaga, kita juga berdo’a dan meminta pertolongan kepada
Allah sang maha penjaga…. karena menjaga wanita itu sama dengan menjaga diri
kita dan anak cucu kita, siapa yang rela dan bangga jika ibu kita adalah
seorang….. ah, sudahlah… intinya wanita juga harus pandai menjaga diri
dan kehormatannya agar anaknya bangga terhadap mamanya. Insyallah… semoga usaha
mati-matian kita menjaga wanita kita dihargai oleh wanita kita dengan pandai
menjaga dirinya sendiri, amiinn.... (wahai wanita, jangan sampai hatimu
terbagi... karena jika itu terjadi, ketaatanmu pada suami & keluarga,
takkan utuh dan murni)
dan aku juga berpesan pada laki-laki,
"Perlakuanmu terhadap wanita lain berbanding lurus dengan perlakuan
laki-laki lain terhadap wanitamu". CAMKAN ITU KISANAAKK...!!
Naahh… abis akad waktunya acara inti
kedua, acara inti kok kedua?? Inti pertama itu kan keperluan yang nikah, namun
bagi mahasiswa yang hadir acara “nakam-nakam” adalah acara inti juga. Wkwkwk…
biasa perbaikan gizi… usai akad, biasanya ada semacam “pesta” nah itu sangat
dianjurkan meski hanya kecil-kecilan, Sebagai tanda syukur dan bahagia. Pesta
tersebut biasa disebut Zifaf.
Alhamdulillah… ketika waktunya makan-makan
di walimahnya ukhtuna ria semua hadirin duduk, kan kadang ada yang berdiri atau
biasa disebut standing party, katanya biar modern. Kalau gue sih nganggepnya
kita niru-niru barat, kalau aku lebih setuju dan sepakat untuk sesuai dengan
syariah nabi Muhammad kalo makan itu duduk, begitulah kata ustadz… kalau
diundang trus makannya kok berdiri biasanya aku nyari kursi atau tempat duduk,
entahlahh pokoknya g enak aja makan sambal berdiri… kan itu acaranya standing
party, kok duduk? Ntar kalo dibilang katrok gimana?? Ahh… udahlah… itu hanya
masalah perang ideology dan persepsi saja. I’m totally Put my trust
in Allah and Muhammad PBUH.
Dan tibalah waktunya eating-eating, gue
makan sebagaimana yang lainnya makan namun sayangnya memang ngunyahku bisa
dibilang lambat g secepet orang pada umumnya. Ketikaku belum selesai makan,
beberapa “perajurit” sudah membereskan piring-piring kotor dan gelas-gelas yang
habis dibuat minum, meski g disuruh segera selesai namun kegiatan “beres-beres”
bagiku itu sebuah “kode” agar aku segera menyelesaikan makanku. Jangankan
kegiatan yang jelas beres-beres, sedikit aja ada gerakan seolah pemberesan, gue
akan segerakan makanku, meski sedikit menghilangkan keyamanan sebab
tergesa-gesa namun harus ku sadari, aku yang kelamaan. Ahh… emang aku kalo
makan lambat, ngunyahnya kelamaan. Tapi mau gimana lagi… apa g usah dikunyah
yaa?? :-)
Inget yaa… terutama pada mahasiswa, jaga
perut dan jaga pandangan…!! Karena pastinya banyak makanan pas waktu walimah,
ambil porsi yang wajar saja…. Jangan ambil porsi kuli 2 hari g makan. wkwkwk…
dan jangan melirik dan menoleh ketika ada makanan lewat… karena hal tersebut
menunjukkan bahwa anda Gragas..!! hahaha… jangan memalukan yaa…!!
Daannn…. Jaga pandangan terhadap wanita-wanita yang beredar disitu,
karena pada saat walimah, wanita lagi On Fire dalam
berhias mulai dari yang natural bahkan sampek yang kayak badut. Semuanya dah
lengkap disitu.
Dari tadi mas zaenal ngomongin cewek yang
bermake-up kayak badut, kualat loh mas…ntar kalo mas nikah dan dibedakin tebel
gimana??
“Oh, Tidaakkkk…..!! aku g’ mauuuuu…..!!”
“Kalau periasnya mengharuskan mas harus
pakek gimana?”
“Tidaaakkk…. Jangan paksa akuuuu….
Tidaaakkk, Mamaa… tolooong akuuuu”.
Ahh… udahan ah nulisnya dah 3 lembar ini,
diakhir acara walimah kita siap-siap pamit.
tuan rumah dengan wajah berseri, meyalami
hadirin satupersatu dan berkali-kali mengucapkan rasa terimakasih atas
kehadiranku. Whats..!! Kehadiranku ?? kehadiran semua kalii… iya kan didalam
kita, ada aku. Kan gue yang nulis… terserah gue dong… hahaha.. iya…iya…
kehadiran kita. Dan para tamupun juga pasang wajah senyum menawan, merasa
senang karena sudah bisa hadir memenuhi undangan yang dihaturkan padanya.
Senyumnya harus lebar, apalagi ada bingkisan dan nasi kotak yang bisa dimakan
di rumah. Tambah lebar dah senyumnya ntuhh…. Sukron untuk akhuna Sidqi dan
ukhtuna ria sekeluarga. Semoga menjadi keluarga samara…!! amin.
Ibunda Nur'Ainy, Ibu Yayuk, mb hijri dan santri putri. |
Ustadz halim bersama santri putra. ayo tebak gue mana?? Yang pakek sepatu, naahh itu gue... :-) |
Indah banget kan aturan islam itu… mulai dari pergaulan dengan lawan jenis, mulai memingang/mengkhitbah, akad, sampai senyuman saat resepsi bahkan sampai pengaturan dalam manajemen rumah tangga. Semua dicontohkan oleh guru romantisme… siapa itu?? Siapa lagi kalau bukan Rasulullah SAW. Muhammad is the most romantic man in the history.
Kini waktunya kita pulang, jember – malang sekitar 5 jaman lah. Aku masih kuat dan fresh nyetirnya… nyampek probolinggo kita mampir di pom bensin untuk makan nasi kotak dari walimah, takutnya kalo dimakan kalau udah nyampek malang dah ngantuk dan g semangat mau makan. Kita berhenti di pom bensin Banjar sari, Probolinggo semuanya makan lagi. Sambil semuanya makan aku lari-lari kecil untuk siap-siap nyetir lagi. Selesai makan kita berangkat lagi… berbeda dengan sebelumnya yang penuh akan canda tawa… kali ini udah agak beda, ya… udah lelah pastinya, ditambah dengan keyang, jadi udah g mungkin kicauan para penumpang sebanyak sebelum makan. Hehehe….
Suasanapun hening, ku persilahkan mereka tidur istirahat, tak lama berlalu ku lihat ustadz halim sudah tertidur, ku lihat ke spion tengah semuanya telah tidur, wajah mereka telah pulas… sesekali sinar lampu mobil dan lampu penerang jalan menerpa wajah mereka. Selamat istirahat keluargaku… terimakasih telah mempercayaiku untuk mengantarkan kalian. Dan akan ku akan menjaga kepercayaan kalian sebaik-baiknya. Thanks…
0 komentar:
Posting Komentar