POTRET ISLAM & KAUM MUSLIMIN MASA KINI
Islam yang bagaimana yang kamu
tunjukkan?
Oleh : abah hasyim
muzadi
Alhamdulillah,
malam ini saya sampai di rumah kembali, setelah selama 4 hari pergi ke Saudi
Arabia; dua hari dalam perjalanan
dan dua hari lagi tinggal di sana. Dalam dua hari itu, saya sempat menggunakan
waktu sebaik-baiknya untuk melakukan umrah di Masjidil Haram dan berziarah ke
makam Rasulullah SAW. Sedangkan yang satu hari yang tersisa, saya manfaatkan untuk
menemui Presiden Rabithah ’Alam Islamy (World Islamic League atau
Liga Islam Dunia), yaitu Abdullah At-Turki. Saya menemui beliau bersama 10
ulama’ lain yang dipilih dari Negara-negara Islam di dunia. Saya ke Saudi
Arabia karena memang diminta untuk berkunjung, tapi saya juga bisa dibilang nyambangi
kantor saya sendiri di sana, karena saya termasuk sebagai salah satu pengurus Majlis
Multaqa Asy-Syuyukhiyah (Dewan Pembina) di Rabithah Alam Islamy (RAI). Yang
saya hafal cuma Abdullah At-Turki dan ulama' dari Iran yang bernama Syaikh Ali
At-Tashiiri.
Sesungguhnya saya tidak berniat menjadi
salah satu pengurus di RAI ini, karena pada bulan Januari 2006 yang lalu, yang saya
kirim adalah Dr. Sa’id Aqil Siradj untuk menghadiri undangan RAI dengan maksud
agar dia diangkat menjadi pengurus di RAI. Tapi, ndak tahu bagaimana,
namanya Said Aqil tidak ada di sana, justru nama saya yang ada di sana.
Akhirnya saya tanya apakah bener saya menjadi pengurus. Setelah itu saya
minta daftar susunan pengurus, namun susunan pengurus belum dicatat. Itulah
kharakter dari orang Arab, kalau bekerja sak enak'e. Saya ingin
mengetahui oganisasi ini, tujuan, struktur RAI, dan kalau saya diangkat sebagai
pengurus, apa kewajiban saya?.
Rabithah Alam Islamy ini milik
Saudi Arabia, akan tetapi anggota tertentunya berasal dari seluruh dunia. Namun
Saudi Arabia ini hanya mau menjalin kerja sama dengan orang yang dicocoki.
Anehnya, saya kok dimasukkan, padahal sejak dulu Arab Saudi itu tidak
cocok dengan NU, karena madzhab yang mereka anut adalah Madzhab Salafy atau
Madzhab Wahabi yang puritan. Mereka disebut puritan karena mereka tidak mau mau
lagi kecampuran masalah budaya di luar budaya mereka. Jadi orang NU itu
dianggap musyrik-musyrik aja. Berdo’a dengan mengangkat tangan tidak
boleh; berdiri di depan makam Rasulullah SAW dalam waktu lama, tidak boleh;
ziarah qubur, tidak boleh.
Kelihatannya belakangan ini ada
perkembangan, saya kok dimasukkan di RAI. Apa karena saya sudah dianggap
tidak seberapa musyrik?. Atau yang di sana ini terjadi
perkembangan-perkembangan. Karena Rabithah Alam Islamy ini milik Arab
Saudi, maka keuangannya juga banyak. Bangsa Arab Saudi tidak pernah kerja, tapi
untung terus. Negara ini produksi minyanya mencapai 6 juta barel perhari,
padahal saat ini harga minyak 1 barel adalah $ 78. Jadi ketika terjadi perang
di Irak, Arab Saudi tidak ikut perang akan tetapi "memperoleh"
naiknya harga minyak di dunia. Arab Saudi tidak bisa mengambil minyak mereka
sendiri, tapi harus melalui bantuan AS dengan technologinya. Inilah yang
menyebabkan Arab Saudi kelihatan terjajah oleh Amerika, karena total kekayaan
Arab Saudi sangat bergantung pada eksploitasi dan eksplorasi Amerika. Saya
ingin membawa Syaikh At-Turki ke sini, biar membeli tanah kiri kanan ini
kan lumayan.
Saat ini di Arab Saudi diadakan
pembangunan yang luar biasa dan harga minyak di sana diturunkan, padahal di
belahan dunia yang lain, harga minyak dinaikkan. Di sana dengan hanya 2 Riyal,
sudah dapat 3 liter minyak dengan kualitas terbaik, dan di sana ndak ada
istilah pertamax, premium, dll. Harga minyak di sana turun, karena Arab Saudi
sudah memperoleh banyak keuntungan.
Ironisnya, pada umumnya uang Saudi Arabia
yang begitu besar itu disimpan di Bank-bank Amerika yang dimiliki oleh Yahudi.
Hal ini terjadi karena minyak di Saudi dipompa oleh Amerika, maka transaksinya
juga harus melalui Bank-bank Amerika. Sehingga uang sekian trilyun dollar itu
disimpan di Bank-bank Amerika yang notabene dimiliki oleh orang Yahudi
yang memusuhi islam. Ironisnya di situ!.
Saya memberitahukan kepada Syaikh
At-Turki bahwa saya telah mendirikan ISIC di Indonesia dan saya bermaksud
mengadakan seminar bersama. Selanjutnya saya menemui ketua IDB (Islamic
Developmnet Bank atau Albank Al-Islamy lit Tanmiyah), yaitu Hasan
As-Sa’ud. IDB ini adalah Bank Islam yang terbesar di dunia. IDB juga yang
membiayai RSI di sini. Tapi dibandingkan dengan Bank-bank USA, maka IDB ya
tidak ada apa-apanya, karena uang Arab Saudi yang paling besar saja
ada di bank-bank di Amerika.
Ketika bertemu dengan Hasan As-Sa’ud,
saya mengajukan permintaan agar beliau membantu pesantren-pesantren di
Indonesia dalam konsorsium ataupun dalam wakaf, ataupun bantuan terhadap
bencana-bencana di Indonesia. Kelihatannya permintaan ini beliau sanggupi.
Mungkin yang paling dulu dikirim adalah untuk membantu korban bencana. Di sana
ada sisa $ 2 juta, hanya minta ¼-nya saja untuk membantu korban gempa di Jogja,
Klaten, dan Nias. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, saya bisa memperoleh uang
itu.
Setelah itu saya menemui Sekjend OKI (Organization
of Islamic Conference atau Munadzdzamah Al-Mu'tamaru Al-Ismaly). Presiden
OKI adalah perdana menteri Malaysia, akan tetapi Sekjend tetapnya tinggal di
Jeddah. Sekjend OKI itu bernama Ikmiludin Iksanugu yang berasal dari Turki.
Di tengah-tengah saya di Jeddah, yakni
pada tanggal 29 malam habis Isya', saya diberitahu bahwa saya telah dipilih
menjadi Presiden WCRP (World Conference on Religions and Peace)
di Kyoto-Jepang, padahal saya tidak mendatangi konferensi
mereka. Di Jepang ada organisasi WCRP atau Perkumpulan
Internasional Agama-agama dan Perdamaian. Saya tidak menghadiri konferensi
mereka kok dijadikan Presiden. Setelah saya telpon untuk mengetahui apa
alasannya? Jawabannya:
1.
Karena sebagai
ketua NU, saya dianggap telah melaksanakan hubungan lintas agama secara damai
di Indonesia ;
2.
Saya juga menjalin hubungan lintas agama tingkat
internasional dengan baik, bahkan organisasi yang saya dirikan, yaitu ISIC
dianggap sebagai satu-satunya organisasi Islam tingkat dunia yang moderat,
berbeda dengan OKI maupun Rabithah Alam Islamy.
Jadi, secara internasional, ISIC ini mempunyai prospek yang
bagus, kalau punya uang. Setiap kali mengadakan konferensi, ISIC harus
mengeluarkan dana sebanyak $ 1 juta atau Rp. 9 Milyar. Tapi format dan sosok
ISIC ini diakui dunia.
Saya belum
memberi jawaban atas penawaran WRCP di atas. Saya masih mikir-mikir,
kira-kira kalau saya di WRCP, apakah nantinya akan tabrakan atau tidak dengan
posisi saya sebagai Sekjend ISIC?. Anggota ISIC adalah ulama’-ulama’ yang significan
dan mu'tabar dari negara-negara Islam bahkan ulama’-ulama’ dari negara
non-muslim. Saya sedang pikir-pikir, kalau memang bisa merangkap dua jabatan
sekaligus, maka saya akan menerima tawaran WRCP tadi. Namun, kalau hal itu
justru mengganggu, maka yang saya pertahankan adalah posisi di ISIC, karena
organisasi ini adalah milik umat Islam. Andaikan ISIC ini didanai secara baik,
maka organisasi ini akan menjadi organisasi Islam yang terkemuka, karena
pikirannya yang moderat, bisa membawakan Islam yang Rahmatan lil ’Alamin,
bukan membawakan Islam yang membawakan pentung ke sana ke mari. Sehingga
tidak seperti teriak-teriak Allahu Akbar, tapi kalah terus. Mungkin
mereka mempunyai niat yang baik, tapi tidak dengan metode yang baik.
Jadi, posisi di ISIC ini formatnya
kebanggaan. Kalau saya merangkap jabatan di WRCP, kemudian merugikan ISIC, maka
saya ndak akan terima.
Fasilitas
yang diberikan oleh WRCP itu lumayan. Yaitu saya boleh pergi ke negara manapun di
dunia ini dengan gratis serta dengan layanan first class. Saya kadang
mikir, ada orang mau naik haji saja, seumur-umur nyelengi, tapi
belum kesampaian. Saya ini ndak minta, dikasih fasilitas seperti di
atas. Bayangkan, tarif pesawat first
class pulang-pergi dari Singapura ke London adalah sebesar $ 7.000. Itu
baru Singapura-London. Kalau mau ke mana-mana, berapa uang yang diperlukan?. Itu
kan baru tiketnya, belum hotelnya, makannya dan protokolernya. Kalau saya pergi
ke luar negeri, saya merasa seperti orang besar, kadang sungkan karena
diterima dan dijemput oleh Dubes RI dan salah satu tokoh atau Menteri dari
negeri yang bersangkutan di tangga pesawat.
Saya sering terharu karena bersyukur, dengan
berbekal ilmu yang sekian ini, namun manfaatnya bisa merambah ke mana-mana. Saya
tidak minta fasilitas, tapi datang juga. Sementara yang minta fasilitas oyok-oyokan,
tidak diberi. Yang antri jadi DPR selama 10 tahun hanya "jadi calon",
tidak pernah menjadi "calon jadi". Ketika tempo hari saya pergi ke
Gontor, di sana diadakan acara sujud syukur, maka tanpa terasa, saya meneteskan
air mata karena bersyukur mengingat betapa besarnya anugerah yang telah
diberikan Allah SWT kepada saya, yakni dengan ilmu yang sekian ini sudah bisa
bermanfaat bagi dunia.
WCRP itu milik orang beragama Shinto
(yaitu agama mayoritas di Jepang). Kalau posisi sebagai presiden WRCP itu akan
mendatangkan manfaat, maka saya akan menerima penawaran itu. Allah SWT berfiman
dalam Surat Al-Fath : 28
qèd üÏ%©!$#
@yör&
¼ã&s!qßu
3yßgø9$$Î/
ÈûïÏur
Èd,ysø9$#
¼çntÎgôàãÏ9
n?tã
ÈûïÏd9$#
¾Ï&Íj#ä.
4
4s"x.ur
«!$$Î/
#YÎgx©
ÇËÑÈ
Dia-lah yang
mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Jadi, Agama Islam ini harus kita bawa ke
tengah-tengah agama yang lain untuk membuktikan keunggulan agama Islam. Hari
ini, hal itu masih belum tercapai, karena Islam masih dikesankan kumuh, bodoh,
miskin, kasar, teroris, dsb. Apa sebabnya Islam kena stigma seperti
itu?. Penyebabnya adalah:
1. Kesalahan orang Islam
sendiri di dalam membawakan Islam
Kadang-kadang pengertian tentang Islam
sudah benar, tapi salah membawakannya. Kadang-kadang pengertian tentang Islam
sudah salah, apalagi membawakannya. Contoh: Grup Dr. Azhari di Malaysia. Ketika
saya berkunjung ke Kuala Lumpur, saya sempat bertanya kepada saudara-saudara
Azhari, Kenapa saudara kamu ngebom Indonesia seenaknya saja?. Mereka
menjawab; ”Karena Indonesia itu negara kafir, maka diapakan saja boleh”.
Diperangi, dibom, dibunuh, dirampas, diculik, dsb. Itu pengertian dari mana?
Jadi, semenjak pengertiannya sudah salah. Ada yang pengertiannya benar, tapi
cara membawakannya salah. Saya sering ketemu dengan Habib Riziq. Dia adalah
orang NU dan tiap pagi mengaji kitab Riyadhus Shalihin. Saya tanya kepadanya:
"Kenapa kamu kok kasar banget?, kamu bawa pentungan, masa' ada yang
mau masuk Islam dengan cara seperti itu?. Dia menjawab: "Kalau saya sabar,
ya seperti NU biasa, saya ingin jadi NU yang luar biasa".
Contoh lagi adalah kelompok HTI. Mungkin
niat mereka baik, tapi kerjaan mereka tidak membuat masjid, madrasah,
kampus ataupun rumah sakit, tapi ngambilin masjid dan madrasah yang
sudah ada. Akhirnya konflik terjadi di mana-mana (konfirmasi jika salah, namun
memang itu terjadi). Sedangkan tema perjuangan HTI adalah merubah dasar suatu
negara untuk diganti dengan sistem Khilafah. Jadi, di Indonesia nanti ujung-ujungnya
harus tabrakan dengan Pancasila, sedangkan di Eropa tabrakan
dengan konstintusi. Akhirnya mereka jadi buron di mana-mana, kecuali di
Indonesia, karena masih longgar karena reformasi, maka mereka bebas-bebas saja.
Tapi suatu ketika, kalau sudah terjadi benturan, mungkin mereka akan dinyatakan
berbahaya untuk negara. Sebenarnya tidak usah seperti itu dalam
membawakan Islam.
2. Orang di luar Islam
memang ingin menghancurkan Islam dengan berbagai macam cara
Allah SWT berfirman dalam Surat
Al-Baqarah : 120
`s9ur
4ÓyÌös?
y7Ytã
ßqåkuø9$#
wur
3t»|Á¨Y9$#
4Ó®Lym
yìÎ6®Ks?
öNåktJ¯=ÏB
3
ö@è%
cÎ)
yèd
«!$#
uqèd
3yçlù;$#
3
ÈûÈõs9ur
|M÷èt7¨?$#
Nèduä!#uq÷dr&
y֏t/
Ï%©!$#
x8uä!%y`
z`ÏB
ÉOù=Ïèø9$#
$tB
y7s9
z`ÏB
«!$#
`ÏB
<cÍ<ur
wur
AÅÁtR
ÇÊËÉÈ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada
kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Mereka pasti ingin mengancurkan Islam
dengan cara yang komprehensif, misalnya:
v Menghancurkan aqidah
umat Islam dengan menumbuhkan pemikiran yang liberal
v Menghancurkan ekonomi
umat Islam dengan pemiskinan terhadap negera-negara Islam
v Menghancurkan politik
dengan cara membuat partai-partai di negara Islam saling bertengkar
v Menghancurkan budaya
Islam. Misalnya; membuat orang suka telanjang dan pakaian ndak karu-karuan.
Masak pakai pakaian 30 cm di atas lutut?. Sebetulnya, hal itu
tidak datang dengan sendirinya, tapi memang sengaja diciptakan dengan tujuan
kalau hal itu sudah menjadi budaya, maka dengan sendirinya, syari’at Islam
tidak akan laku lagi. Contoh lagi: Orang laki-laki dan wanita yang bukan
mahram, jika bersentuhan bisa membatalkan wudhu’ menurut Islam. Tapi dengan digerojok
budaya asing, maka tidak ada istilah batal-batalan. Semua itu disebarkan
melalui globalisasi dan media. Media ini yang mencetak common opini.
Orang-orang yang bersikap keras pun
kadang dimusuhi oleh Amerika, namun terkadang mereka dijerumuskan supaya mereka
bersikap lebih keras lagi, agar bisa dipukul. Itu disebut dengan teori
pembusukan. Misalnya: Orang Islam yang baik-baik didatangi untuk diminta
bersikap keras. Setelah dia bersikap keras, maka orang itu memenuhi syarat
untuk dipukul, ditangkap, dipenjara, dianggap pemberontak, dan ujung-ujunganya
dihancurkan secara fisik maupun politik.
Hal seperti di atas sering kali terjadi
di negara-negara yang umat Islamnya tergolong minoritas. Misalnya: Di Thailand,
umat Islam hanya 6 % dan tinggal di tiga provinsi di Thailand bagian selatan.
Orang-orang Islam lulusan dari Arab Saudi, Mesir ataupun Libya. Mereka pulang
ke Thailand dan memaksakan mendirikan negara Islam di tengah negara Thailand.
Itu kan tidak mungkin dan mereka pasti dianggap pemberontak. Kalau sudah
dianggap pemberontak, maka mereka akan ditumpas; jika mereka ditumpas, maka
terjadilah kesengsaraan, kematian dan kehancuran dari umat Islam yang berjumlah
kecil ini. Secara diam-diam ada tangan kotor Amerika di sana. Di Thailand saya
sempat bertemu dengan Dubes Amerika yang pernah datang ke Al-Hikam sini. Saya
perhatikan dia ngobong-ngobongi umat Islam supaya memberontak, sementara
dia juga memberikan senjata gratis kepada pemerintah Thailand untuk menumpas
umat Islam yang memberontak itu. Gerakan-gerakan intelejent ini tidak disadari
oleh umat Islam, karena mereka hanya belajar Tajwid, Mahfudzat-mahfudzat,
dsb. Selanjutnya, saya mendatangi kepada para ustadz di sana dan menyarankan
agar mereka tidak usah berperang, akan tetapi membangun masjid,
madrasah, rumah sakit, mengolah perkebunan, dsb. sehingga umat Islam di sana
menjadi makmur. Kalau mereka makmur, maka mereka bisa menjadi umat terbaik
sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron : 110
öNçGZä.
uöyz
>p¨Bé&
ôMy_Ì÷zé&
Ĩ$¨Y=Ï9
tbrâßDù's?
Å$rã÷èyJø9$$Î/
cöqyg÷Ys?ur
Ç`tã
Ìx6ZßJø9$#
tbqãZÏB÷sè?ur
«!$$Î/
3
öqs9ur
ÆtB#uä
ã@÷dr&
É=»tGÅ6ø9$#
tb%s3s9
#Zöyz
Nßg©9
4
ãNßg÷ZÏiB
cqãYÏB÷sßJø9$#
ãNèdçsYò2r&ur
tbqà)Å¡»xÿø9$#
ÇÊÊÉÈ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.
Kalau umat Islam sudah kelihatan pandai
dan makmur, pelan-pelan orang Budha di sana juga akan masuk Islam. Para
ustadz itu tertegun atas perkataan saya tadi. Mereka bertanya: "Kenapa
Bapak memberi saran begitu?". Saya jawab: "Karena saya tahu bahwa
umat Islam di sini dipanasi supaya keras, tapi pemerintahnya dikasih senjata
untuk menumpas". Akhirnya kondisi reda sebentar. Setelah saya pulang, rame
lagi, karena terjadi provokasi lagi di sana. Akhirnya, umat Islam menjadi
kelinci percobaan di mana-mana. Seperti halnya keadaan di Filipina Selatan,
yakni di Moro. Umat Islam di sana kerjaannya berontak melulu, sehingga
tidak tahu kapan ngurus universitasnya? dan kapan pinternya umat
Islam di sana?,
Oleh karena itu, gerakan-gerakan ISIC
ingin melerai kesalahan-kesalahan itu. Jadi, dari dalam umat Islam, memang ada
kekeliruan, tapi dari luar memang sengaja dihancurkan.
Begitu
datang di Cengkareng, saya membaca koran yang memberitakan bahwa RUU APP
sekarang sudah tidak jelas lagi kelanjutannya. RUU APP itu sangat membahayakan
Barat dan industri pornografi di Indonesia yang omzetnya trilyunan rupiah.
Kalau RUU APP itu jalan, maka budaya Barat yang ngak karu-karuan itu
bisa di-rem atau dikendalikan. Kalau itu terjadi, mereka bisa rugi
berapa?. Sekarang orang jalan-jalan di pasar pakai bikini tidak ada yang
melarang. Tapi kalau RUU APP jalan, maka dia bisa ditangkap; atau diuncali
karung biar dipakai dan tidak masuk angin. Sekarang RUU APP tidak jelas,
akhirnya pakaiannya anak-anak di pesawat dan di jalan sudah ndak karu-karuan.
Sejak awal saya sudah memberi tahu kepada
teman-teman, tokoh-tokoh Islam: "Jangan dianggap RUU APP ini barang
gampang, RUU APP ini barang berat". Karena yang harus
dihadapi adalah hegemoni dan penetrasi budaya global yang mempunyai kekuatan
politik luar biasa, serta harus menghadapi industri pornografi.
Dari iklan saja, semuanya sudah banyak
yang porno. Iklan permen saja sudah porno. Apa hubungannya permen dengan
porno?, tapi dihubung-hubungkan. Jadi, eksploitasi pornograf di periklanan dan
di media itu menghasilkan uang yang luar biasa. Jadi fungsi pornografi itu sama
seperti narkoba, yaitu merusak sekaligus memperoleh uang. Semua ini tidak bisa
dihadapi dengan marah-marah, tapi harus dihadapi dengan konsepsi yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar