Selasa, 23 September 2014

Perjalanan Situbondo - Malang Dalam Hikmah



Bus melambat lalu berhenti untuk menaikkan penumpang, dari pintu belakang seorang ibu tak bisa dikatakan masih muda naik, rambutnya semir kuning kemerahan, memakai rok mini. Seketika penjual tahu, pedagang asongan, pengamen dan pak kondektur menatap pada ibu tersebut sampai ibu tersebut duduk dikursi bagian tengah dan mereka berbincang sesekali terdengar tawa bernada nakal.

Tahukah kalian apa yang dipikiran bapak-bapak ketika melihat ibu tersebut? Dan tahukah kalian apa yang diperbincangkan oleh bapak-bapak tersebut?
Pertanyaan tersebut sulit dijawab oleh wanita yang mempunyai insting pamer. Yang mereka tahu dan ingin lakukan adalah pamer keindahan dan kecantikannya. Terlebih wanita yang memang terbiasa berpenampilan seperti itu bagi meraka hal itu biasa saja dan selalu menyalahkan laki-laki yang matanya g’dijaga atau bermata keranjang karena memang sulit untuk mengubah kebiasaan tak terkecuali kebiasaan pamer keindahannya.

Harus sepenuhnya kita terima bahwa wanita takkan seratus persen mengerti sudut pandang laki-laki dalam melihat keindahan wanita terlebih lagi wanita yang selalu disibukkan oleh perasaannya sendiri namun yang jelas sebagai laki-laki takkan ku biarkan wanita yang menjadi tanggungjawabku dan wanita yang aku cintai berpenampilan seperti itu. Takkan ku biarkan wanitaku menjadi pemuas fantasi liar laki-laki.

Hati-hati… semua mata cowok itu sama tak peduli tua atau muda dan tak terkecuali yang nulis tulisan ini. Be carefull ukhti…

Jika wanita ingin diperlakukan laksana ratu ia takkan berpenampilan seperti wanita penghibur. (Elfrida Aisha Azzakiya: Muslimah Metropolis)
Perempuan memiliki seluruh puncak-puncak kehormatan manusia tapi tak selalu mampu melindungi kehormatannya bahkan terkadang lupa betapa berharganya ia. (Elfrida Aisha Azzakiya: Muslimah Metropolis)

Kejayan pasuruan dalam Perjalanan kembali ke kota pendidikan Malang, 21 September 2014.

0 komentar:

Posting Komentar

Edufunia Right. Diberdayakan oleh Blogger.