Jumat, 28 Februari 2014

TOLERANSI DALAM ISLAM

TOLERANSI DALAM ISLAM UNTUK KEDAMAIAN BERSAMA
Oleh : abah hasyim
 
abah hasyim, pengasuh Pesma Al-Hikam Malang dan Depok
       Ada hal yang sangat penting yang ingin saya sampaikan, yaitu oleh-oleh dari perjalanan saya ke luar negeri. Saya sudah berpuluh-puluh kali pergi ke luar negeri, akan tetapi maknanya tidak sebobot perjalanan kali ini. Di sini ada penglihatan, pemikiran, dan pengalaman yang sangat berharga untuk kita telaah dalam posisi kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW.
       Pada tanggal 28 Januari 2007, saya dari Jakarta menuju London, di sana bertemu Menlu dan Direktur British Counseling. Bertujuh saya ke sana untuk mempromosikan Islam yang wasathin (moderat) atau yang terkenal dengan istilah Rahmatan lil 'Alamain, karena itu yang otentik di dalam Al-Qur'an. Adapun yang dimaksud dengan sikap moderat (wasathiyah) adalah:
اَلْوَسَطِيَّةُ هِيَ اَلتَّوَازُنُ بَيْنَ الْعَقِيْدَةِ وَالتَّسَامُهِ
Keseimbangan antara keyakinan yang kokoh dengan spase toleransi
       Toleransi ada dua macam:
1. Toleransi intern umat Islam.
       Tolerasi ini yang biasa kita sebut لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ (bagi kamu amalan kami dan bagi kalian amalan kalian). Misalnya; Ada yang shalat shubuh dengan membaca qunut dan ada yang tidak. Semua itu adalah alternatif. Dulu, para pemimpin Muhammadiyah dan NU itu tidak meributkan masalah qunut karena sama-sama ngerti, misalnya pada zaman Pak Idham dan Pak Buya Hamka. Sekarang, anak-anak Nu dan Muhammadiyah juga tidak ribut soal qunut karena sudah tidak shalat shubuh, berarti qunutnya lewat. J

Rabu, 26 Februari 2014

Dawuh Abah Hasyim Muzadi

PIDATO PENGARAHAN ABAH HASYIM 
Mennegristek Prof. Ir. Kusmayanto Kadiman, Ph.D dalam acara peresmian Lab Komputer dan Warintek Al-Hikam  

       Yang harus selalu anak-anakku ingat, bahwa Al-Hikam ini adalah Lembaga Pendidikan. Kamu di sini untuk dididik, dibangun dan dikembangkan karakter serta kepribadiannya. Jadi, jangan ada yang menganggap bahwa kamu boleh semaunya sendiri di sini. Kalau pribadi ini ingin hidup, maka pertama kali yang dihidupkan adalah hati. Menghidupkan hati itu tidak bisa hanya dengan ceramah saja, akan tetapi harus dengan ibadah. Oleh karena itu, shalat, dzikir, istighatsah dan semacamnya adalah sarana untuk menghidupkan hati. Kemudian, baru pikiran yang dihidupkan. Pikiran itu dihidupkan dengan ilmu pengetahuan, yaitu melalui dirosah dan kuliah. Jika hati dan pikiranmu itu hidup, maka keduanya akan mengatur kehendak-kehendakmu, kemauanmu, dan kreasimu, agar ada keseimbangan antara perkembangan dan kelurusan hidup. Semua itu harus bersentuhan dengan pengalaman pengorbanan dan tanggung jawab. Dari situ baru akan melahirkan kekuatan untuk mengatasi berbagai masalah.
       Pendidikan akan berhasil kalau seseorang berhasil mengatasi masalah hidupnya, dan dia tidak akan pernah berhasil, ketika hidup orang itu sendiri sudah bermasalah. Oleh karena itu, anak-anak muda yang hidup dalam derita, sangatlah bagus, asalkan tidak pada tingkat kolaps. Jadi, sekolah atau mencari uang sendiri dengan mengajar, itu lebih indah dan lebih memungkinkan bagi dia untuk tumbuh menjadi orang besar dibandingkan anak-anak muda yang bersikap hedonis, karena pengorbanan yang dia lakukan merupakan latihan membentuk kepribadiannya. Teman-teman saya dulu yang ketika masih hidup serba enak-enakan, ketika mereka sudah tua, tidak tersisa apa-apa, kecuali hanya mengeluh. Sedangkan teman-teman saya yang masa mudanya penuh pengorbanan, pada umumnya mereka memperoleh sesuatu yang prestisius.

Selasa, 25 Februari 2014

Miskin Di Tengah Alam Yang Kaya

IRONI BANYAKNYA RAKYAT MISKIN
DI TENGAH KEKAYAAN ALAM INDONESIA
      
       Negara kita ini semakin hari semakin miskin dan semakin bertengkar. Negeri kita berpenduduk mayoritas miskin, sekalipun alamnya kaya. Ekonomi kita pada sektor riil sebenarnya menyedihkan, tapi kalau di koran terlihat menyenangkan. Politik kita masih saling mensiasati antara yang satu dengan yang lain. Wakil rakyat kita sedang sibuk mengurusi rapelannya sendiri-sendiri. Hukum kita masih belum sepenuhnya menuju keadilan, karena masih banyak bisnis hukum dan banyak sarjana hukum yang menjadi orang hukuman. Budaya kita hampir kehilangan kepribadian. Sementara kesenangan didahulukan, kesengsaraan justru diabaikan.
       Hari ini kita khusus membicarakan tentang fenomena orang miskin. Kita hendaknya berpikir ke sana, karena kita masih cukup makan, pakaian, kesehatan, dan cukup mampu menyekolahkan anak. Oleh karena itu, saya mendorong sekaligus menyokong Pak Ridho Hakim sebagai Pimpinan BI Malang yang saya tahu masih mempunyai hati nurani, agar memikirkan mereka yang sudah kerja keras, tapi masih kurang makan.
       Orang-orang miskin ini tidak bisa diterapkan regulasi normal, karena mereka tidak bisa diminta syarat-syarat bank pada umumnya. Mereka tidak bisa dimintai sertifikat karena memang tidak mempunyai rumah, mereka juga tidak mempunyai agunan apa-apa, kecuali diri mereka sendiri. Hari ini mereka bisa makan, namun belum tentu mereka besok bisa makan, akan tetapi mereka sudah berusaha sekuat tenaga.

Senin, 24 Februari 2014

MENJAGA AQIDAH DENGAN DO'A DAN ILMU

MENJAGA AQIDAH DENGAN DO'A DAN ILMU
Abah Hasyim Muzadi

       Pada akhir-akhir ini, agama kita, Islam; dan madzhab pemikiran kita yang biasa disebut ASWAJA, menghadapi banyak tantangan. Karena ASWAJA itu sebuah pemikiran dan sebuah cara memahami agama Islam, maka tantangannya juga pada bidang yang sama. Ada yang beragama Islam, namun memahami Islam secara liberal yang artinya memahami Islam seenaknya saja. Istilahnya: يُحَكِّمُ بِعُقُوْلِهِمْ )Menghukumi berdasarkan akal semata). Ada juga yang beragama Islam, namun membawa Islam dengan cara keras, ngebom, bakar sana bakar sini. Di tengah-tengah itu ada orang yang merusak aqidah, seperti mengaku sebagai nabi baru, mengaku sebagai Malaikat Jibril, membuat shalat dua bahasa, mengaku sebaga Koordinator para waliyullah.
       Dengan demikian, kita harus berhati-hati, jangan sampai terseret ke kiri dan ke kanan. Sedangkan kehati-hatian ada dua macam, yaitu:
1)    Berdo'a supaya Islam kita lurus, sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW;
2)    Dalam bentuk pengertian dan ilmu; agar kita menjalankan agama ini berdasarkan ilmu. Istilahnya: Amal yang ilmiah dan ilmu yang amaliah. Karena yang diganggu adalah aqidah dan amaliah agama kita, maka kita harus memperkuat agama, aqidah, syari'ah dan manhaj dengan pengertian dan ilmu pengetahuan, sehingga nggak gupuh tok. Kenapa orang Islam gupuh?, karena wis ngamalno, gurung ngilmoni. Wis gelem istighosah, tapi durung ngerti dalile. Akhire ketika dipoyo'i wong, ora iso njawab, sehingga bisanya cuma marah-marah saja. Istilahnya: ngamu'an, tapi kalahan.

Sabtu, 22 Februari 2014

Biografi Kiai Achmad Mudayyid

Prof. Dr Achmad Mudayyid


Manusia diciptakan oleh Allah di dunia ini sebagai kholiofatullahu fil ardhi. Dan setiap manusia mempunyai tugas masung-masing. Ada yang menjadi kepala rumah tangga, ada yang menjadi pemimpin masyarakat mulai dari tingkat Rt hingga tingkat presiden, ada yang menjadi rakyat biasa,  menjadi petani, ada  yang menjadi bakul, tukang becak, sopir. Adapula yang bertugas sebagai muballigh. Sebagai mana salah satu mubaliigh yang di punyai Kota Malang, yakni Kiai Mudjayyid. Untuk mengenal sosok dan kiprah kiai Mudjayyid, 
Aktivitasnya yang padat dengan jadwal dakwahnya yang enuh setiap harinya, dari kanpung ke kampung, masjid ke masjid, majlis taklim majlis taklim yang beliau jalani dengan kesabaran dan istiqonhan menjadikan menjadi salah satu mubaligh di kota Malang yang sanagt dirindukan tausiah-tausiahnya
Terlahir 62 tahun silam tepatanya tanggal 4 bulan 4 tahun 1945 di Desa Kebon Cangkring Jabon Sidorjo. Kia Mudjayyid merupakkan putra dari salah satu ulama di Sidoarjo yakni Kiai Nur Hadi, kakeknya yakni kiai Hamzah juga termasuk ulama sepuh  di Sidoarjo kala itu. Sejak kecil Kiai mudajayyid sudah didik ala pesantren oleh Orang tuanya. Gemblengan demi gemblengan pelajaran agama harus beliau jalani. Ini dilakukan oleh orang tauanya semata-mayta karena orang tuanya menginginkan anaknya menjadi anak yang shaleh.
Selepas Sekolah Dasar Kiai Mudayyid kecil dihantarkan oleh Ayahnya ke pondok Gontor Setelah merasa cukup menimba ilmu di pondok gontor seakan belum puas dengan keilmuanya beliau bertabarukan dari satu ke pondok ke pondok yang lain meskipun hanya sebentar. Ayah kiai Mudjayyid sendiri pernah berpesan padanya agar kiai mudjayyid mendekat pada ulama. Pesan orang tuanya itu selalu menjadi penuntun baginya untuk berkunjung pada ulama, terlebih ulama-ulama sepuh, seperti kia Hamid Pasuruan yang sangat sering kia Mudjayyi datangi. Ketuika ia masih Di pesantren ketika pulang dari Pesantren Kiai Mudjayyid selalu menyempatkan diri untuk sowan pada kia Hamid.
Bekerja Sambil Berdakwah

Jumat, 21 Februari 2014

Biografi Prof. DR . A. Abdulhadi Sulaeman. NS .A

 BIOGRAFI

saya heran per juli 2019, kunjungan / traffic postingan tentang biografi pak suleman masih tinggi... ternyata beliau sangat most wanted ternyata. uwwoww... :-D mungkin karena no HP beliau sering g aktif makanya nyari di internet. bapak Nomornya diaktifkan dong, banyak yang penasaran sama bapak.

Sempat membuat tulisan pengantar di blog ini, tapi disuruh hapus sama beliau... ya udah gue hapus aja, daripada rame dan berantem :-D  iya kan pak?  sebagai salah satu "target" beliau gue nurut-nurut aja (pura-pura bego hehehe...).  berikut biografi pak suleman...

biasanya yang nyari profil beliau di internet adalah orang pesantren dan anggota sebuah yayasan, berkali-kali orang yang menghubungi saya terlibat "proyek" dengan beliau, entah beasiswa atau sebuah seminar, pemberdayaan masyarakat, pengembangan bisnis sampai triliunan dll... terserah pak sule saja laah mau bentuknya apa.

kalau butuh info tentang beliau, bisa hubungi saya... 085755014987 / 082335367835 saya siap membantu dan memberi kesan dan pesan selama saya meninvestigasi beliau. hahaha....

kalau perlu rekaman telfon dengan beliau saya siap share... wkwkwkwk....



Nama        :  Prof. DR . A. Abdulhadi  Sulaeman. NS .A
Alamat     :  BMI Blok.I.4 No.45 RT/RW/11/16 Bojong Malaka, Bale  Endah    
e-mail       :  hadi.sa94@yahoo.co.id  
Phone      :  088809495803
Pendidikan      :

Berlomba-lomba dalam kebaikan

Mauidzah KH. Hasyim Muzadi
Berlomba-lomba dalam kebaikan & Mujahadah

فـاسـتـبـقــوا الـخـيـرات
وسـارعــوا إلى مـغـفــرة مـن ربـكـم وجـنـة عــرضـهـاالـسـمــوات والأ رض أعــدت للـمـتـقـيـن

       Untuk menuju pada ampunan Allah SWT, seseorang paling tidak harus melewati beberapa etape beikut ini :
1)    Kesadaran atas kesalahan pribadi yang telah dilakukan.
2)    Mempunyai kemauan untuk meneliti kesalahan dan aib diri sendiri.
       Dua poin pertama ini adalah titik start seseorang untuk menjadi orang yang shalih. Tanpa dua hal ini, seseorang tidak mungkin akan menggapai cita-citanya agar diampuni Allah SWT dan menjadi orang shalih.
       Namun, sikap ini memerlukan Hidayah Allah SWT. Karena nafsu itu bersifat extrovert yang lebih suka untuk meneliti kesalahan orang lain, maka ketika seseorang dituntut untuk intropeksi diri, pada saat itulah terjadi konflik dengan kepentingan nafsu. Di sinilah letak peranan Hidayah Allah SWT tersebut untuk meredam nafsu amarah maupun nafsu lawwamah yang menjadi kharakter seseorang.
       Media yang paling tepat untuk memfasilitasi keinginan ini adalah bersikap Iffah. Iffah adalah kesanggupan untuk mengendalikan dan membelokkan keinginan nafsu yang extrovert, agar seseorang bisa melakukan intropeksi diri sendiri.
       Profesi jaksa menjadi salah satu profesi yang ‘kontadiksi’ dengan ketentuan di atas, karena seorang jaksa lebih sering mengungkap aib orang lain. Akan tetapi, meneliti aib orang lain masih diperbolehkan asal masih dalam batas-batas yang masih bisa ditolelir dan masih dalam konteks untuk memperbaiki diri pribadi.
3)   Kemauan untuk menyembuhkan aib pribadi

Kamis, 20 Februari 2014

Membangun dan Menjaga Keluarga Sakinah

Membangun Keluarga Sakinah Di Tengah Terpaan Badai Kehidupan
catatan pesantren Al-Hikam Malang


       Salah satu tugas pokok kita sebagai orang tua adalah menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Tugas ini ditegaskan di dalam Al-Qur'an Surat At-Tahriim : 6
         Yang ingin saya sampaikan pada pengajian kali ini adalah tentang tata cara untuk melaksanakan tugas tersebut, karena perintah Al-Qur'an tadi bersifat umum. Untuk itu Hadits berfungsi sebagai penjelas Al-Qur'an, sedangkan ulama' merinci tekhnis pelaksanaan sehari-hari.
       Sekarang ini – di dalam membina keluarga - kita tidak hanya menghadapi kesulitan ekonomi saja, akan tetapi juga kesulitan menghadapi  pengaruh  kebudayaan, gaya hidup sekuler. Sekarang ini, pengaruh-pengaruh negatif tidak hanya mengganggu, tapi sudah merusak dan menghancurkan sendi-sendi dasar keluarga menurut model syariat Rasulullah SAW. Oleh karena itu, cara kita dalam menyelamatkan keluarga  harus dobel, luar-dalam.
       Seluruh rangkaian likhtiyar untuk membina dan menyelamatkan keluarga itu harus dimulai dari dalam  "diri sendiri", seperti dikatakan di dalam atsar para Ulama :
أَصْلِحْ نَفْسَكَ، يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
Perbaikilah dirimu, niscaya orang lain akan memperbaiki dirinya (perilakunya) kepadamu
       Atsar ini dapat diartikan: Kalau kita ingin memperbaiki keluarga, maka kita (ayah dan ibu) yang harus bersama-sama memperbaiki diri terlebih dulu sebelum memberikan nasehat kepada anak-anak.
       Yang harus diperbaiki oleh seorang ayah adalah tauhidnya kepada Allah SWT. Cantolannya kepada Allah SWT ini harus diberesi, melalui ibadah, dzikir, amar ma'ruf nahy mungkar, mencari rizki yang halal dan melakukan tindakan yang baik dan terpuji. Kalau semua ini sudah dilakukan, maka Allah SWT akan memberikan fadhilah, seorang ayah akan menjadi berwibawa, timbullah rasa hormat dan rasa segan dari anak kepada seorang ayah dan seorang istri kepada suaminya.

Selasa, 18 Februari 2014

Biografi of Dr KH Achmad Hasyim Muzadi

Country: Indonesia
Date of Birth: 8 August 1944
Source of Influence: Administrative, Political, Development
Influence: Leader of approximately 30 million members of the Nahdlatul Ulama

School of Thought: Traditional Sunni

18th of the 500 most influential muslims in the world
Dr KH Achmad Hasyim Muzadi is the leader of Indonesia's largest independent Muslim organization and one of the world's most influential Islamic organizations, Nahdlatul Ulama (NU), or 'Awakening of Scholars'. He guides millions through his work with the NU.
Head of Expansive Network
The Nahdlatul Ulama boasts an expansive network that covers 30 regions with 339 branches, 12 special branches, 2,630 representative councils and 37,125sub-branch representative councils across Indonesia. This network practices the doctrine of Ahlassunah wal Jama'ah, which is Arabic for 'people of the Sunna (practices of the Prophet Muhammad) and the community'. They base their practices on the traditional sources of Islamic jurisprudence—mainly the Qur’an, Hadith, and major schools of law.
Among its aims are the propagation of Nahdlatul Ulama's message and also an expansion of its already extensive network of members in Indonesia. This is the basis of many of the organization's social reform efforts. With a solid structure of central and regional boards, branch and special branch boards, and various advisory councils, Muzadi sits at the top of this increasingly influential Sunni movement.
Model of Traditionalism
With a mainly rural membership base, the Nahdlatul Ulama distinguishes itself from other Islamic organizations in Indonesia by positioning itself as a premier organization of traditional Islam—with an emphasis on education and political engagement based on Islamic principles. Muzadi also speaks up against edicts of the Indonesia Ulema Council that are inconsistent with the legal leniency of Islamic law, such as the recent fatwas (religious rulings) against smoking, and a subsequent proscription against Facebook.
Social Servant
The Nahdlatul Ulama has made substantial charitable contributions to Indonesian society in the fields of educational development, healthcare, and poverty alleviation. Although Muzadi stresses that the work of his organization is geared toward establishing a secular nation-state based on a body of modern and moderate Muslims; his agenda items—such as anti-corruption laws and social reform measures—are deeply rooted in Islamic principles.

Sabtu, 15 Februari 2014

SUNNATULLAH dan MASYI'ATULLAH

MEMAHAMI SUNNATULLAH & MASYI'ATULLAH

Di dalam irodat atau kehendak Allah SWT, terdapat dua istilah yang serupa tetapi tidak sama, yaitu: 
1. Sunnatullah
Sunnatullah adalah kehendak yang merupakan takdir atau qadar Allah SWT yang disebut oleh Al-Qur'an dengan nama Kitabullah, Kitabiyyah atau Kitabah. Sunnatullah ini merupakan sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT terlebih dahulu dan tidak bisa diubah. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hajj : 70
          •     •     
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.
Allah SWT juga berfirman dalam Surat Al-Hadiid : 22

Jumat, 14 Februari 2014

PDKT kepada Allah SWT

TATA CARA & TINGKATAN TAQARRUB KEPADA ALLAH SWT
Abah Hasyim Muzadi


          Pada bulan kemarin, saya menganjurkan agar di dalam kehidupan yang semakin sulit ini, kita harus meningkatkan rasa keimanan dan tawakkal kepada Allah SWT, agar rohani dan pikiran kita tidak tumbang karena kesulitan hidup. Hari-hari ini kita saksikan betapa banyak orang yang bingung, stress, putus asa, bunuh diri, membunuh orang, dan betapa banyak fitnah yang tersebar di mana-mana, semua itu seperti udara YANG keruh bagi kita.
          Kalau kita tidak bisa mengubah keadaan ini, paling tidak kita menjaga diri agar tidak tumbang oleh keadaan. Pertama kali yang harus kita lakukan adalah memperkuat keimanan kepada Allah SWT. Hal yang paling penting adalah, bagaimana cara kita memperkuat keimanan?, Setiap kali khutbah, kita mendengar ajakan agar bertaqwa kepada Allah SWT, tapi masalahnya, bagaimana caranya agar kita bertaqwa kepada Allah SWT?. Hal itu tidak cukup hanya digemborkan saja terus selesai, karena yang demikian itu baru berita bahwa kita harus bertaqwa.
          Di dalam Kitab Ihya' 'Ulumuddin karya Imam Ghazali, terdapat tata cara memperkuat keimanan kepada Allah SWT, yaitu: Pertama kali kita harus mengenal Allah SWT sebagai Dzat yang serba Maha, yakni Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Pengatur, dan sebagainya. Mengenal Allah SWT di sini tidak cukup hanya kita bayangkan dengan akal. Kenapa?, karena dalam Surat Asy-Syura : 11 disebutkan:
LAISA KAMITSLIHI SYAI'UN
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia"

Kamis, 13 Februari 2014

Mengenal Baluran Si Africa Van Java

Assalamualaikum, selamat datang di Blog edufunia, kali ini akak Zaenal ingin cerita dan mengenalkan salah satu wisata sekaligus salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia. Ada pepatah mengatakan, tak kenal maka kenalan. Eh… tak kenal maka tak sayang. So Let’s me tell you about my kabupaten. Situbondo. espesially Baluran : Africa van java. Ntar klo dah kenal ama Si rusa, si Banteng dan si Merak di Baluran, kali aja ellu bakal sayang ama mereka. We care about animal kan? Betuuull...

Gue terlahir di negeri yang paling indah di dunia, semua sepakat bahwa alam negeri Indonesia adalah penggalan surga. Zamrud khatulistiwa semua menyebutnya. Indonesia kalo g salah punya lima puluh taman nasional, wuihh…!! keren banget kan alam Indonesia..!? Naahhh… salah satu dari taman nasional itu adalah baluran, biasa disebut Africa Van Java atau Africa nya jawa.  Kok bisa di sebut Africa van java yaa?

Bgini ceritanya….  Bentar…2x,  gue Tanya dulu, ellu udah pernah ke afrika belon?? Lah… itu masalahnya ellu belon tahu afrika sih, tapi tenang masalah kita sama, gue belum pernh ke afrika juga. Hehe… pisss..!! tapi katanya afrika itu punya 4 jenis dataran; padang pasir yang panas, tanah kering yang tandus, hutan hujan yang lebat dan padang savana yang hijau. Dan untuk baluran itu Ada padang savanna, ada pantai, dan ada gunung. Semuanya kalo dijejalahi dalam satu hari. Ibarat kata pepatah, sekali mendayung, dua tiga hari capeknya gak ilang-ilang. Hehe…

Taman Nasional Baluran 
Dah dua kali saya mengunjungi baluran yang pertama waktu abis musim kemarau dan awal musim hujan, kalo dari rumahku daerah besuki tepatnya desa ketah. Dari terminal besuki kabupaten situbondo langsung aja lurus terus tanpa pakek belok ke arah timur sekitar dua jam sampek entar lewat hutan lebat dan panjang, ntar ada huruf besar bertuliskan “T.N .B.A.L.U.R.A.N”.  ini dia fotoku dan teman2 ku. Lebih tepatnya adik-adik tingkatku di fakultas ekonomi UM. *Harap dimaklumi karena habitat bereka emang hutan, jadi kegirangan klo diajak ke hutan. J

Pesantren Mahasiswa Al-Hikam

bismillahirrahmanirrahim...
Assalamualaikum sahabat edufunia, kali ini sharing tentang PesMa Al-hikam Malang. pesantren kedua akak zaenal. okaayy... here the story....
logo PesMa Al-Hikam
Pesantren Mahasiswa Al Hikam itu keren dah pokoknya, mempunyai cita-cita untuk menggabungkan sisi positif perguruan tinggi dan pesantren. Menjadi orang pinter dan bener, menjadi orang yang mendayagunakan rasio namun sangat menjunjung rasa (pikiran dan hati). hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan generasi yang mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbudi pekerti luhur serta memiliki kepribadian dengan tetap memegang ajaran islam, budaya dan semangat keIndonesiaan. Tuhh… keren banget kan..!! dari visi al-hikam tak perlu diragukan lagi kecintaan dan semangat berkontribusi pada Indonesia Raya.
Pengasuh Al-hikam, Abah Hasyim Muzadi
Al-Hikam untuk indonesia, Al-Hikam untuk semua….!!
MOTTO PESANTREN
- Amaliah Agama
- Prestasi Ilmiah
- Kesiapan Hidup




JIWA PESANTREN

- Ikhlas Dalam Beramal
- Jujur dalam bersikap
- Sederhana dalam Hidup
- Santun dalam bergaul
- Mandiri dalam bersaha
- Berjuang bersama-sama

Rabu, 12 Februari 2014

Do'a Mustajabah

                                         Resep Do’a Mustajabah


         
Kita sudah memasuki hari yang ke-8 dari bulan Ramadhan. Alhamdulillah, Jama’ah shalat tarawih kita masih lumayan, meskipun sudah ada yang gripis karena tidak mampu melewati babak penyisihan. Mudah-mudahan kita diberi kekuatan istiqomah oleh Allah SWT.
       Dua hari lagi kita akan memasuki periode maghfirah (ampunan Allah SWT). Oleh karena itu mari kita gunakan waktu ampunan ini untuk memohon ampun kepada Allah SWT dan memulainya dengan kata-kata. Inilah yang disebut dengan mohon ampun pada kelas pendahuluan. Permohonan ampun melalui lisan dengan cara bersitighfar mengucapkan kalimat; أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ kemudian diupayakan agar suara istighfar tersebut merasuk ke dalam hati, sehingga yang beristighfar adalah lisan sekaligus hati kita.
       Hati yang sudah bisa beristighaf ini nantinya akan mampu mengendalikan anggota badan kita (jawarih). Dengan demikian, maka kita harus melakukan dua hal, yaitu puasa yang disertai rasa iman dan melakukan ihtisab (mawas diri). Kita mulai dengan mengingat satu persatu kelemahan (kesalahan) yang kita miliki, kemudian kita menyesalinya. Selanjutnya kita berusaha untuk mengurangi kelemahan kita secara pelan-pelan dengan cara memohon ampun kepada Allah SWT dan berdo’a kepada-Nya.
       Do’a kita akan mustajab (dikabulkan) kalau sudah memenuhi syarat, yaitu: apa yang kita mohon sesuai dengan apa yang kita lakukan. Dengan demikian do'a akan mustajab (terkabul). Misalnya: Kita yang berada di Malang ini berdo’a agar segera sampai ke Surabaya, maka kita harus berjalan ke utara. Kalau Bapak-bapak berdo’a sambil menangis agar bisa sampai ke Surabaya, namun kita berjalan ke arah selatan, niscaya tidak akan sampai. Yang paling repot (bingung) adalah malaikat, karena dia harus memilih antara dua hal yang berseberangan, yaitu antara keinginan dan tindakan yang dia lakukan.
       Do’a orang-orang masa lampau itu mustajabah, karena mereka bisa menyesuaikan antar

Selasa, 11 Februari 2014

Tingkatan Puasa

3 Tingkatan Puasa

       Malam ke-6 Ramadhan ini masih termasuk “babak penyisihan”. Alhamdulillah masih banyak jama’ah yang hadir dalam shalat tarawih, meskipun sudah ada yang gugur dalam babak penyisihan ini. Pada 10 hari pertama, kita mendapat Rahmat dari Allah SWT, kemudian 10 hari kedua kita akan memperoleh maghfirah (ampunan dosa-dosa). Akan tetapi semua janji Allah SWT ini bersyarat. Ingat!, semua Rahmat yang diberikan Allah SWT senantiasa mengandung tanggung jawab, sedangkan janji Allah SWT pasti ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Kalau begini, kamu akan Aku kasih begini, dst.
       Mumpung kita belum memasuki babak semifinal, yaitu masuk pada 10 hari kedua yang dijanjikan maghfirah (ampunan) di dalamnya. Maka yang perlu kita persiapkan adalah bagaimana kita bisa memenuhi syarat-syarat turunnya janji Allah SWT berupa maghfirah tersebut. Banyak orang berdo'a, akan tetapi dia tidak memikir apakah dia pantas memperoleh apa yang dia do'akan. Di dalam Hadits Rasulullah SAW disebutkan bahwa puasa yang dijanjikan mendatangkan maghfirah adalah puasa yang memenuhi dua syarat, yaitu iman dan ihtisab (instropeksi diri).
       Yang dimaksud dengan syarat adanya iman di dalam puasa adalah puasa yang dilakukan diniati semata-mata karena Allah SWT, karena niat puasa itu beraneka ragam. Misalnya; seseorang berpuasa karena darahnya akan diambil untuk keperluan medis; atau berpuasa agar seseorang mau dia nikahi. Puasa yang tidak didasari oleh iman seperti ini tidak bisa mendatangkan maghfirah dari Allah SWT. Puasa yang kita lakukan harus senantiasa dilandasi keimanan. Puasa yang didasari rasa iman memang tidak kelihatan wujudnya, akan tetapi akan tampak nyata hasilnya.
       Syarat kedua adalah harus ada ihtisab. Ihtisab berarti hasiba nafsahu (mengoreksi dirinya). Dalam sebuah qaul disebutkan:
طُوْبَى لِمَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوْبِ النَّاسِ
 “Sungguh beruntung orang yang meneliti kesalahannya sendiri, sampai-sampai dia tidak sempat memperhatikan kesalahan orang lain”.

Minggu, 09 Februari 2014

PIDATO PENGARAHAN KETUA PBNU

PIDATO PENGARAHAN  KETUA PBNU (untuk kalangan sendiri)
Pada Acara Silaturrahim
Pengurus Ranting NU Se-Malang Raya & Pasuruan 
K.H. A. Hasyim Muzadi

         Poro 'alim ulama', Kyai, Sesepuh, khususipun Mustasyar dan Syuriah NU. Para pejabat yang berkenan hadir, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Ranting dan Ibu-ibu Muslimat yang saya mulyakan.
         Selaku ketua PBNU, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pengurus Wilayah yang telah mengumpulkan Pengurus-pengurus Ranting NU untuk disamakan informasi dan pengertiannya terhadap masalah-masalah yang berkembang. Sebagai shahibul bait yang sekaligus harus membayar terop dan sound system-nya, hahaha... (hadirin tertawa) saya sampaikan marhaban ahlan wa sahlan bi hudhurikum; selamat datang dan mohon maaf atas segala kekurangan. Selain shahibul bait, saya juga selaku pembicara yang tidak disangoni, sekaligus harus noroki biaya terop dan kursi-kursi. Semua ini tidak mungkin terjadi, tanpa karomah dari PWNU.
         Niat kita berkumpul di sini adalah untuk meng-NU-kan kembali diri kita, dalam arti NU sebagai ajaran, NU sebagai perilaku, dan NU sebagai langkah perjuangan; tidak hanya NU sebagai keturunan, keluarga atau lingkungan. Jadi, yang kita lakukan adalah tajdidun niat (memperbaharui niat) dalam ber-NU.
         Mengapa demikian?, secara tafa'ulan, NU mempunyai elemen-elemen yang lengkap untuk menyelamatkan umat dan bangsa Indonesia, mudah-mudahan juga bisa mengemban misi Rahmatan lil 'Alamin. Unsur-unsur yang ada di dalam NU, baik berupa cara berpikir, hukum-hukum, dakwah, dan siasah-nya; memungkinkan untuk memperkokoh Indonesia, sekaligus menyembuhkan luka-luka Indonesia.
        
         Secara Salabiyah (keprihatinan kita), sekarang ini kita menghadapi jarak yang cukup panjang antara para pendiri NU dengan kita, yaitu sekitar 3 generasi. Generasi yang menangi Hadhratus Syaikh, Hasyim Asy'ari adalah semisal kakak saya, K.H. Muchit Muzadi. Generasi pertama ini sekarang rata-rata sudah berumur di atas 80 tahun. Sedangkan kita yang ngumpul di sini, keduman generasi ulama' di bawah Syaikh Hasyim Asy'ari. Adapun anak-anak kita adalah generasi yang baru belum keduman apa-apa.
         Kekuatan NU itu terletak pada kulturnya. Oleh karenannya, NU sangat kuat dan tahan hidup panjang. Akan tetapi kultur ini akan terputus, ketika ada "regenerasi" berupa kelakukan baru yang tidak sambung dengan NU. Pemutusan di sini melalui pendidikan, pemutusan budaya, perilaku, segala macam kebiasaan NU dari orang-orang yang tidak suka dengan Islam; selain itu, memang ada sistem yang direncanakan secara global untuk memotong garis generasi ini dengan syariat Nabi Muhammad SAW.
         Generasi muda NU dan Muhammadiyah saat ini sudah rukun, karena sama-sama ndak ngerti, sedangkan kalau dulu, Pak Idham dengan Pak Hamka bisa rukun karena sama-sama ngertinya. Istilahnya, anak'e wong NU gak patek ngerti NU-ne, begitu juga dengan anak Muhammadiyah yang tidak mengerti ke-Muhammadiyah-an. Kemudian datang gelombang baru yang saya sebut sebagai trans-nasional [1]). Ini bukan perkara kecil, karena menyangkut hidup-matinya syari'at; selamat, utuh atau bertempurnya kalangan umat Rasulullah SAW.

AJARAN SYI’AH

POKOK-POKOK AJARAN SYI’AH
Abah Hasyim Muzadi http://al-hikam.or.id/
  

         
Syi’ah mempunyai beberapa pokok ajaran, antara lain:

1.      Syi'ah menyebut dirinya sebagai Ahlul Bait. Apakah ASWAJA tidak Ahlul Bait?, ASWAJA sama dengan Syi’ah dalam hal ini, karena kita menyampaikan hormat dan salam melalui shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga beliau (Ahlul Bait); sedangkan Sayyidina Ali RA juga tergolong keluarga. Bedanya adalah, kalau Syi'ah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait adalah Sayyidina Ali RA, Sayyidah Fathimah, dan keturunan beliau. Sedangkan Sayyidah 'Aisyah RA tidak termasuk di dalamnya, bahkan beliau dibenci oleh Syi'ah, sampai-sampai Hadits yang beliau riwayatkan tidak diterima oleh Syi'ah; yang mereka terima adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Fathimah Az-Zahra', puteri Nabi SAW sekaligus istri Sayyidina Ali RA.
2.      Menurut keyakinan Syi'ah, yang boleh dan sah menjadi pemimpin Islam sejak dulu sampai sekarang hanya keturunan Sayyidina Ali RA. Sedangkan menurut keyakinan ASWAJA, asalkan memenuhi syarat sebagai pemimpin, dia boleh menjadi pemimpin Islam.
3.      Syi'ah tidak mau menerima Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari-Muslim, karena di situ banyak Hadits yang memuji-muji maupun diriwayatkan oleh orang-orang yang tidak disukai oleh Syi’ah, seperti: Sayyidah 'Aisyah, Umar bin Khaththab RA, dsb. Akhirnya mereka tidak suka sama Kitab Shahih Bukhari-Muslim, padahal menurut kita (ASWAJA), keduanya merupakan Kitab pegangan.
4.      Para Shahabat selain Sayyidina Ali, tidak diakui dan tidak diterima kepemimpinannya, baik itu Sayyidina Abu Bakar, Umar bin Khaththab, maupun Utsman bin ’Affan. Ketiga Khalifah itu dianggap menggashab hak kekhalifahan Sayyidina Ali. Ghashab adalah mengambil hak orang lain.

Jumat, 07 Februari 2014

Tingkatan Orang Islam

3 Tingkatan Orang Islam (Cacatan Pesantren)
 oleh :
Abah Hasyim Muzadi

          Alhamdulillah kita tetap istiqomah berjama’ah shalat tarawih dengan 20 roka’at. Saya sendiri memilih 20 roka’at, karena saya belum mengetahui umat Islam di belahan dunia manapun yang mengerjakan shalat tarawih selain 20 roka’at, kecuali hanya di Indonesia.
       Di dalam kaitannya dengan pelaksanaan syari’at Rasulullah SAW, orang Islam terbagi menjadi 3 tingkatan:
1.    Orang Islam yang Sahuun (lalai/sembrono). Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ma’un:5
اَلَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُوْنَ
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya
     Umat Islam kelas ini akan marah jika Islam diganggu, namun mereka menjalankan ajaran Islam sesuka hati dan lebih banyak meninggalkan syari’at Islam.
2.    Orang Islam yang Daim (ajeg).
Mereka adalah orang Islam yang rutin menjalankan ajaran Islam, namun masih ada sedikit kekurangan dalam pelaksanaan ajaran Islam. Mereka ini termasuk ahli surga. Oleh karena itu, mari kita berdo’a semoga kita bisa meningkatkan kualitas kita sehingga sampai pada kelas Daim ini. Orang yang bersikap ajeg disebut Daim, sedangkan tindakannya disebut Mudawamah (keajegan).
3.    Orang Islam yang Mustaqim (tegak dan lurus)
Perilaku orang Islam yang Mustaqim ini disebut istiqomah.  
       Orang Islam yang Daim akan mengalami kesulitan dunia, namun Allah SWT akan memberi mereka jalan keluar (makhraj).

Kamis, 06 Februari 2014

hablumminallah dan hablumminannas

Memberesi Hablumminallah Dan Hablumminannas
Abah Hasyim Muzadi

         Di dalam mengisi hari-hari ampunan (maghfirah) ini, modal kita adalah melakukan muhasabah (mawas diri dan memperbaiki diri). Pada pertemuan sebelumnya, saya sudah sampaikan beberapa cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam istilah Hadits Rasulullah SAW disebutkan:
Orang-orang yang mendekat kepada Allah sepanjang satu jengkal, maka Allah akan mendekat kepadanya dengan satu depa. Apabila seorang hamba mendekat kepada Allah dengan berjalan, maka Allah akan mendekat kepadanya dengan berlari.
       Pada saat kita memperbaiki diri sendiri, maka orang lain akan memperbaiki sikapnya terhadap diri kita, tanpa perlu kita suruh (perintahkan).
أَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
Perbaikilah dirimu, niscaya orang sekelilingmu akan memperbaiki sikapnya kepada dirimu
       Sebenarnya masing-masing dari kita mempunyai howo (medan magnit), baik ataupun tidak baik. Medan magnit pada diri kita itu ibarat junnah (Perisai). Orang baik biasanya didatangi oleh orang baik, sedangkan orang yang selingkuh dan jahat, orang yang datang menjadi temannya adalah orang yang satu tipe dengannya, karena Rasulullah SAW telah bersabda;
أَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدُ الْمُجَنَّدَاتِ
Ruh itu saling bergandengan antara diri kita dan keluarga serta orang lain, oleh karena itu setiap orang suka berkelompok dengan orang yang satu tipe dengannya.

Rabu, 05 Februari 2014

Belajar kepada bangsa China

BELAJAR GAYA HIDUP KEPADA BANGSA CHINA
 oleh 
abah hasyim muzadi
chinese people
       Pada kesempatan kali ini, sebenarnya saya masih sangat lelah, karena saya tidak tidur selama 36 jam. Kemarin saya masih di Beijing. Di sana saya pergi ke Great Wall (tembok raksasa) yang panjangnya kurang lebih 6.000 KM dan lebarnya kira-kira 7 M. Setelah itu mampir di pabrik jamu, dan kembali ke Indonesia pada pukul 17.00. Masuk di Jakarta pukul 04.00 WIB. Ketika di pesawat, ketepatan cuaca sedang kurang baik, sehingga saya tidak bisa tidur. Saya naik pesawat yang berukuran kecil, yaitu pesawat 737 seri 400. Setelah itu saya berangkat ke Suabaya karena harus mengisi ceramah di sana dari jam 09.00-01.00 WIB. Setelah itu pulang ke Malang dan sampai di sini ba'dal Ashar. Jadi, kalau dihitung-hitung, berarti saya tidak tidur selama 36 jam, sehingga sudah nggeliyeng-nggeliyeng.
       Saya ingin menyampaikan sesuatu yang menarik tentang RRC (Tiongkok) kepada kamu semua. Dengan perjalanan ini, saya menjadi lebih mengerti kenapa Rasulullah SAW menganjurkan kita supaya mencari ilmu, sekalipun ke Negeri Cina. Saya perhatikan ada beberapa kekhususan dari China, yaitu:
1.    Segi Historis (Sejarah)
       China adalah bangsa yang tua karena beribu-ribu tahun sebelum masehi, China sudah menjadi bangsa yang besar bersama dengan Romawi, Yunani, Persia, India, dll. Ini adalah bangsa-bangsa tua yang ribuan tahun sebelum masehi sudah dikenal dalam sejarah.
2.    Segi Geografis
       China persis berada pada posisi tengah-tengah dari Benua Asia. Adapun selisih waktu antara Beijing dengan Jakarta hanya 1 jam sebagaimana selisih WIB dan WITA.
       Luas Negara China ini luar biasa, bahkan melampui luasnya Amerika Serikat dan hampir sama dengan luas Uni Sovyet sebelum pecah.
3.    Segi Populasi
       Negara China mempunyai jumlah populasi terbesar di dunia, yaitu mencapai 1,3 milyar jiwa. Ini jumlah penduduk yang ada di China daratan, belum lagi bangsa China berada di luar China (Overseas China). Di Negara mana-mana pasti ada orang China, termasuk Kalpataru, Cengger Ayam, bahkan daerah yang nyelempit-nyelempit itu. Jadi, tidak ada satu kota pun di dunia ini yang tidak ada orang Chinanya. Jumlah populasi orang China yang berada di luar RRC itu kalau ditotal sekitar 600 juta jiwa. Sehingga kalau ditotal secara keseluruhan, maka jumlah populasi warga China mencapai hampir 2 milyar jiwa.
4.    Segi Ekonomi
       China ini adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi dan pekerja keras. Dalam satu hari, orang China mampu bekerja selama 11 jam, padahal kita saja yang berkerja 8 jam sehari sudah merasa berat. Perhatikan orang China yang buka toko. Pada pukul 06.00 dia sudah membuka toko dan tutup menjelang Maghrib, kemudian malam harinya, dia totalan. Jadi, waktu yang tersisa itu hanya digunakan untuk tidur atau untuk keperluan yang berkaitan dengan usaha dagangnya.
      
       Di samping sebagai pekerja keras, orang China adalah pekerja cerdas. Sekarang ini, tidak ada satu barang pun di dunia ini yang tidak ditiru oleh Negara China. Suatu saat saya pergi ke pasar malem. Di sana saya ditunjukkan jam tangan merk Rolex, mulai dari yang asli seharga 70 juta Rupiah, sampai Rolex yang seharga Rp. 70.000, dan kita sulit untuk membedakan antara yang asli dengan yang palsu. Oleh karena itu, RRC mempunyai potensi luar biasa untuk menghancurkan Barat. Apalagi produksi-produksi di sana dibuat secara besar-besaran, yaitu kalau satu orang membuat 10 baju, maka dari RRC akan mengekspor sekirat 12-13 milyar baju.
5.    Rasa Persaudaraan (Kecinaan)
       Bangsa China mempunyai rasa "kecinaan" dunia. Jadi, kalau orang China ketemu sama orang China lainnya, perasaannya lain dibandingkan ketemu dengan kita.
6.    Segi Politik
       Dahulu Negara China diperintah oleh Kaisar. Tunduk kepada Kaisar adalah harga mati, sehingga pada zaman Kekaisaran, Kaisar menyuruh rakyat untuk membangon tembok besar China meski harus mengorbankan ratusan ribu jiwa. Tembok besar China ini dibangun di puncak-puncak bukit dan panjangnya sekita sepanjang 6000 KM. Kalau ada pekerja yang mati, maka langsung dikuburkan di dekat situ. Jadi, tembok besar China itu sebenarnya angker karena ada alam arwahnya.
Edufunia Right. Diberdayakan oleh Blogger.