Kamis, 13 Maret 2014

Kesan Islam Yang kita Tunjukkan

POTRET ISLAM & KAUM MUSLIMIN MASA KINI
Islam yang bagaimana yang kamu tunjukkan?
Oleh : abah hasyim muzadi

       Alhamdulillah, malam ini saya sampai di rumah kembali, setelah selama 4 hari pergi ke Saudi Arabia; dua hari dalam perjalanan dan dua hari lagi tinggal di sana. Dalam dua hari itu, saya sempat menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan umrah di Masjidil Haram dan berziarah ke makam Rasulullah SAW. Sedangkan yang satu hari yang tersisa, saya manfaatkan untuk menemui Presiden Rabithah ’Alam Islamy (World Islamic League atau Liga Islam Dunia), yaitu Abdullah At-Turki. Saya menemui beliau bersama 10 ulama’ lain yang dipilih dari Negara-negara Islam di dunia. Saya ke Saudi Arabia karena memang diminta untuk berkunjung, tapi saya juga bisa dibilang nyambangi kantor saya sendiri di sana, karena saya termasuk sebagai salah satu pengurus Majlis Multaqa Asy-Syuyukhiyah (Dewan Pembina) di Rabithah Alam Islamy (RAI). Yang saya hafal cuma Abdullah At-Turki dan ulama' dari Iran yang bernama Syaikh Ali At-Tashiiri.
       Sesungguhnya saya tidak berniat menjadi salah satu pengurus di RAI ini, karena pada bulan Januari 2006 yang lalu, yang saya kirim adalah Dr. Sa’id Aqil Siradj untuk menghadiri undangan RAI dengan maksud agar dia diangkat menjadi pengurus di RAI. Tapi, ndak tahu bagaimana, namanya Said Aqil tidak ada di sana, justru nama saya yang ada di sana. Akhirnya saya tanya apakah bener saya menjadi pengurus. Setelah itu saya minta daftar susunan pengurus, namun susunan pengurus belum dicatat. Itulah kharakter dari orang Arab, kalau bekerja sak enak'e. Saya ingin mengetahui oganisasi ini, tujuan, struktur RAI, dan kalau saya diangkat sebagai pengurus, apa kewajiban saya?.

       Rabithah Alam Islamy ini milik Saudi Arabia, akan tetapi anggota tertentunya berasal dari seluruh dunia. Namun Saudi Arabia ini hanya mau menjalin kerja sama dengan orang yang dicocoki. Anehnya, saya kok dimasukkan, padahal sejak dulu Arab Saudi itu tidak cocok dengan NU, karena madzhab yang mereka anut adalah Madzhab Salafy atau Madzhab Wahabi yang puritan. Mereka disebut puritan karena mereka tidak mau mau lagi kecampuran masalah budaya di luar budaya mereka. Jadi orang NU itu dianggap musyrik-musyrik aja. Berdo’a dengan mengangkat tangan tidak boleh; berdiri di depan makam Rasulullah SAW dalam waktu lama, tidak boleh; ziarah qubur, tidak boleh.
       Kelihatannya belakangan ini ada perkembangan, saya kok dimasukkan di RAI. Apa karena saya sudah dianggap tidak seberapa musyrik?. Atau yang di sana ini terjadi perkembangan-perkembangan. Karena Rabithah Alam Islamy ini milik Arab Saudi, maka keuangannya juga banyak. Bangsa Arab Saudi tidak pernah kerja, tapi untung terus. Negara ini produksi minyanya mencapai 6 juta barel perhari, padahal saat ini harga minyak 1 barel adalah $ 78. Jadi ketika terjadi perang di Irak, Arab Saudi tidak ikut perang akan tetapi "memperoleh" naiknya harga minyak di dunia. Arab Saudi tidak bisa mengambil minyak mereka sendiri, tapi harus melalui bantuan AS dengan technologinya. Inilah yang menyebabkan Arab Saudi kelihatan terjajah oleh Amerika, karena total kekayaan Arab Saudi sangat bergantung pada eksploitasi dan eksplorasi Amerika. Saya ingin membawa Syaikh At-Turki ke sini, biar membeli tanah kiri kanan ini kan lumayan.
       Saat ini di Arab Saudi diadakan pembangunan yang luar biasa dan harga minyak di sana diturunkan, padahal di belahan dunia yang lain, harga minyak dinaikkan. Di sana dengan hanya 2 Riyal, sudah dapat 3 liter minyak dengan kualitas terbaik, dan di sana ndak ada istilah pertamax, premium, dll. Harga minyak di sana turun, karena Arab Saudi sudah memperoleh banyak keuntungan.
       Ironisnya, pada umumnya uang Saudi Arabia yang begitu besar itu disimpan di Bank-bank Amerika yang dimiliki oleh Yahudi. Hal ini terjadi karena minyak di Saudi dipompa oleh Amerika, maka transaksinya juga harus melalui Bank-bank Amerika. Sehingga uang sekian trilyun dollar itu disimpan di Bank-bank Amerika yang notabene dimiliki oleh orang Yahudi yang memusuhi islam. Ironisnya di situ!.
       Saya memberitahukan kepada Syaikh At-Turki bahwa saya telah mendirikan ISIC di Indonesia dan saya bermaksud mengadakan seminar bersama. Selanjutnya saya menemui ketua IDB (Islamic Developmnet Bank atau Albank Al-Islamy lit Tanmiyah), yaitu Hasan As-Sa’ud. IDB ini adalah Bank Islam yang terbesar di dunia. IDB juga yang membiayai RSI di sini. Tapi dibandingkan dengan Bank-bank USA, maka IDB ya tidak ada apa-apanya, karena uang Arab Saudi yang paling besar saja ada di bank-bank di Amerika.
       Ketika bertemu dengan Hasan As-Sa’ud, saya mengajukan permintaan agar beliau membantu pesantren-pesantren di Indonesia dalam konsorsium ataupun dalam wakaf, ataupun bantuan terhadap bencana-bencana di Indonesia. Kelihatannya permintaan ini beliau sanggupi. Mungkin yang paling dulu dikirim adalah untuk membantu korban bencana. Di sana ada sisa $ 2 juta, hanya minta ¼-nya saja untuk membantu korban gempa di Jogja, Klaten, dan Nias. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, saya bisa memperoleh uang itu.
       Setelah itu saya menemui Sekjend OKI (Organization of Islamic Conference atau Munadzdzamah Al-Mu'tamaru Al-Ismaly). Presiden OKI adalah perdana menteri Malaysia, akan tetapi Sekjend tetapnya tinggal di Jeddah. Sekjend OKI itu bernama Ikmiludin Iksanugu yang berasal dari Turki.
       Di tengah-tengah saya di Jeddah, yakni pada tanggal 29 malam habis Isya', saya diberitahu bahwa saya telah dipilih menjadi Presiden WCRP (World Conference on Religions and Peace) di Kyoto-Jepang, padahal saya tidak mendatangi konferensi mereka. Di Jepang ada organisasi WCRP atau Perkumpulan Internasional Agama-agama dan Perdamaian. Saya tidak menghadiri konferensi mereka kok dijadikan Presiden. Setelah saya telpon untuk mengetahui apa alasannya? Jawabannya:
1.    Karena sebagai ketua NU, saya dianggap telah melaksanakan hubungan lintas agama secara damai di Indonesia;
2.    Saya juga menjalin hubungan lintas agama tingkat internasional dengan baik, bahkan organisasi yang saya dirikan, yaitu ISIC dianggap sebagai satu-satunya organisasi Islam tingkat dunia yang moderat, berbeda dengan OKI maupun Rabithah Alam Islamy.
       Jadi, secara internasional, ISIC ini mempunyai prospek yang bagus, kalau punya uang. Setiap kali mengadakan konferensi, ISIC harus mengeluarkan dana sebanyak $ 1 juta atau Rp. 9 Milyar. Tapi format dan sosok ISIC ini diakui dunia.
       Saya belum memberi jawaban atas penawaran WRCP di atas. Saya masih mikir-mikir, kira-kira kalau saya di WRCP, apakah nantinya akan tabrakan atau tidak dengan posisi saya sebagai Sekjend ISIC?. Anggota ISIC adalah ulama’-ulama’ yang significan dan mu'tabar dari negara-negara Islam bahkan ulama’-ulama’ dari negara non-muslim. Saya sedang pikir-pikir, kalau memang bisa merangkap dua jabatan sekaligus, maka saya akan menerima tawaran WRCP tadi. Namun, kalau hal itu justru mengganggu, maka yang saya pertahankan adalah posisi di ISIC, karena organisasi ini adalah milik umat Islam. Andaikan ISIC ini didanai secara baik, maka organisasi ini akan menjadi organisasi Islam yang terkemuka, karena pikirannya yang moderat, bisa membawakan Islam yang Rahmatan lil ’Alamin, bukan membawakan Islam yang membawakan pentung ke sana ke mari. Sehingga tidak seperti teriak-teriak Allahu Akbar, tapi kalah terus. Mungkin mereka mempunyai niat yang baik, tapi tidak dengan metode yang baik. Jadi, posisi di ISIC ini formatnya kebanggaan. Kalau saya merangkap jabatan di WRCP, kemudian merugikan ISIC, maka saya ndak akan terima.
       Fasilitas yang diberikan oleh WRCP itu lumayan. Yaitu saya boleh pergi ke negara manapun di dunia ini dengan gratis serta dengan layanan first class. Saya kadang mikir, ada orang mau naik haji saja, seumur-umur nyelengi, tapi belum kesampaian. Saya ini ndak minta, dikasih fasilitas seperti di atas. Bayangkan, tarif pesawat first class pulang-pergi dari Singapura ke London adalah sebesar $ 7.000. Itu baru Singapura-London. Kalau mau ke mana-mana, berapa uang yang diperlukan?. Itu kan baru tiketnya, belum hotelnya, makannya dan protokolernya. Kalau saya pergi ke luar negeri, saya merasa seperti orang besar, kadang sungkan karena diterima dan dijemput oleh Dubes RI dan salah satu tokoh atau Menteri dari negeri yang bersangkutan di tangga pesawat.
       Saya sering terharu karena bersyukur, dengan berbekal ilmu yang sekian ini, namun manfaatnya bisa merambah ke mana-mana. Saya tidak minta fasilitas, tapi datang juga. Sementara yang minta fasilitas oyok-oyokan, tidak diberi. Yang antri jadi DPR selama 10 tahun hanya "jadi calon", tidak pernah menjadi "calon jadi". Ketika tempo hari saya pergi ke Gontor, di sana diadakan acara sujud syukur, maka tanpa terasa, saya meneteskan air mata karena bersyukur mengingat betapa besarnya anugerah yang telah diberikan Allah SWT kepada saya, yakni dengan ilmu yang sekian ini sudah bisa bermanfaat bagi dunia.
       WCRP itu milik orang beragama Shinto (yaitu agama mayoritas di Jepang). Kalau posisi sebagai presiden WRCP itu akan mendatangkan manfaat, maka saya akan menerima penawaran itu. Allah SWT berfiman dalam Surat Al-Fath : 28
qèd üÏ%©!$# Ÿ@yör& ¼ã&s!qßu 3yßgø9$$Î/ ÈûïÏŠur Èd,ysø9$# ¼çntÎgôàãÏ9 n?tã ÈûïÏd9$# ¾Ï&Íj#ä. 4 4s"x.ur «!$$Î/ #YÎgx© ÇËÑÈ
Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.



       Jadi, Agama Islam ini harus kita bawa ke tengah-tengah agama yang lain untuk membuktikan keunggulan agama Islam. Hari ini, hal itu masih belum tercapai, karena Islam masih dikesankan kumuh, bodoh, miskin, kasar, teroris, dsb. Apa sebabnya Islam kena stigma seperti itu?. Penyebabnya adalah:
1.    Kesalahan orang Islam sendiri di dalam membawakan Islam
       Kadang-kadang pengertian tentang Islam sudah benar, tapi salah membawakannya. Kadang-kadang pengertian tentang Islam sudah salah, apalagi membawakannya. Contoh: Grup Dr. Azhari di Malaysia. Ketika saya berkunjung ke Kuala Lumpur, saya sempat bertanya kepada saudara-saudara Azhari, Kenapa saudara kamu ngebom Indonesia seenaknya saja?. Mereka menjawab; ”Karena Indonesia itu negara kafir, maka diapakan saja boleh”. Diperangi, dibom, dibunuh, dirampas, diculik, dsb. Itu pengertian dari mana? Jadi, semenjak pengertiannya sudah salah. Ada yang pengertiannya benar, tapi cara membawakannya salah. Saya sering ketemu dengan Habib Riziq. Dia adalah orang NU dan tiap pagi mengaji kitab Riyadhus Shalihin. Saya tanya kepadanya: "Kenapa kamu kok kasar banget?, kamu bawa pentungan, masa' ada yang mau masuk Islam dengan cara seperti itu?. Dia menjawab: "Kalau saya sabar, ya seperti NU biasa, saya ingin jadi NU yang luar biasa".
       Contoh lagi adalah kelompok HTI. Mungkin niat mereka baik, tapi kerjaan mereka tidak membuat masjid, madrasah, kampus ataupun rumah sakit, tapi ngambilin masjid dan madrasah yang sudah ada. Akhirnya konflik terjadi di mana-mana (konfirmasi jika salah, namun memang itu terjadi). Sedangkan tema perjuangan HTI adalah merubah dasar suatu negara untuk diganti dengan sistem Khilafah. Jadi, di Indonesia nanti ujung-ujungnya harus tabrakan dengan Pancasila, sedangkan di Eropa tabrakan dengan konstintusi. Akhirnya mereka jadi buron di mana-mana, kecuali di Indonesia, karena masih longgar karena reformasi, maka mereka bebas-bebas saja. Tapi suatu ketika, kalau sudah terjadi benturan, mungkin mereka akan dinyatakan berbahaya untuk negara. Sebenarnya tidak usah seperti itu dalam membawakan Islam.

2.    Orang di luar Islam memang ingin menghancurkan Islam dengan berbagai macam cara
       Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah : 120
`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ߊqåkuŽø9$# Ÿwur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% žcÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$#   $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ<ur Ÿwur AŽÅÁtR ÇÊËÉÈ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
      


       Mereka pasti ingin mengancurkan Islam dengan cara yang komprehensif, misalnya:
v  Menghancurkan aqidah umat Islam dengan menumbuhkan pemikiran yang liberal
v  Menghancurkan ekonomi umat Islam dengan pemiskinan terhadap negera-negara Islam
v  Menghancurkan politik dengan cara membuat partai-partai di negara Islam saling bertengkar
v  Menghancurkan budaya Islam. Misalnya; membuat orang suka telanjang dan pakaian ndak karu-karuan. Masak pakai pakaian 30 cm di atas lutut?. Sebetulnya, hal itu tidak datang dengan sendirinya, tapi memang sengaja diciptakan dengan tujuan kalau hal itu sudah menjadi budaya, maka dengan sendirinya, syari’at Islam tidak akan laku lagi. Contoh lagi: Orang laki-laki dan wanita yang bukan mahram, jika bersentuhan bisa membatalkan wudhu’ menurut Islam. Tapi dengan digerojok budaya asing, maka tidak ada istilah batal-batalan. Semua itu disebarkan melalui globalisasi dan media. Media ini yang mencetak common opini.
       Orang-orang yang bersikap keras pun kadang dimusuhi oleh Amerika, namun terkadang mereka dijerumuskan supaya mereka bersikap lebih keras lagi, agar bisa dipukul. Itu disebut dengan teori pembusukan. Misalnya: Orang Islam yang baik-baik didatangi untuk diminta bersikap keras. Setelah dia bersikap keras, maka orang itu memenuhi syarat untuk dipukul, ditangkap, dipenjara, dianggap pemberontak, dan ujung-ujunganya dihancurkan secara fisik maupun politik.
       Hal seperti di atas sering kali terjadi di negara-negara yang umat Islamnya tergolong minoritas. Misalnya: Di Thailand, umat Islam hanya 6 % dan tinggal di tiga provinsi di Thailand bagian selatan. Orang-orang Islam lulusan dari Arab Saudi, Mesir ataupun Libya. Mereka pulang ke Thailand dan memaksakan mendirikan negara Islam di tengah negara Thailand. Itu kan tidak mungkin dan mereka pasti dianggap pemberontak. Kalau sudah dianggap pemberontak, maka mereka akan ditumpas; jika mereka ditumpas, maka terjadilah kesengsaraan, kematian dan kehancuran dari umat Islam yang berjumlah kecil ini. Secara diam-diam ada tangan kotor Amerika di sana. Di Thailand saya sempat bertemu dengan Dubes Amerika yang pernah datang ke Al-Hikam sini. Saya perhatikan dia ngobong-ngobongi umat Islam supaya memberontak, sementara dia juga memberikan senjata gratis kepada pemerintah Thailand untuk menumpas umat Islam yang memberontak itu. Gerakan-gerakan intelejent ini tidak disadari oleh umat Islam, karena mereka hanya belajar Tajwid, Mahfudzat-mahfudzat, dsb. Selanjutnya, saya mendatangi kepada para ustadz di sana dan menyarankan agar mereka tidak usah berperang, akan tetapi membangun masjid, madrasah, rumah sakit, mengolah perkebunan, dsb. sehingga umat Islam di sana menjadi makmur. Kalau mereka makmur, maka mereka bisa menjadi umat terbaik sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron : 110
öNçGZä. uŽöyz >p¨Bé& ôMy_̍÷zé& Ĩ$¨Y=Ï9 tbrâßDù's? Å$rã÷èyJø9$$Î/ šcöqyg÷Ys?ur Ç`tã ̍x6ZßJø9$# tbqãZÏB÷sè?ur «!$$Î/ 3 öqs9ur šÆtB#uä ã@÷dr& É=»tGÅ6ø9$# tb%s3s9 #ZŽöyz Nßg©9 4 ãNßg÷ZÏiB šcqãYÏB÷sßJø9$# ãNèdçŽsYò2r&ur tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÊÉÈ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
       Kalau umat Islam sudah kelihatan pandai dan makmur, pelan-pelan orang Budha di sana juga akan masuk Islam. Para ustadz itu tertegun atas perkataan saya tadi. Mereka bertanya: "Kenapa Bapak memberi saran begitu?". Saya jawab: "Karena saya tahu bahwa umat Islam di sini dipanasi supaya keras, tapi pemerintahnya dikasih senjata untuk menumpas". Akhirnya kondisi reda sebentar. Setelah saya pulang, rame lagi, karena terjadi provokasi lagi di sana. Akhirnya, umat Islam menjadi kelinci percobaan di mana-mana. Seperti halnya keadaan di Filipina Selatan, yakni di Moro. Umat Islam di sana kerjaannya berontak melulu, sehingga tidak tahu kapan ngurus universitasnya? dan kapan pinternya umat Islam di sana?,
       Oleh karena itu, gerakan-gerakan ISIC ingin melerai kesalahan-kesalahan itu. Jadi, dari dalam umat Islam, memang ada kekeliruan, tapi dari luar memang sengaja dihancurkan.
       Begitu datang di Cengkareng, saya membaca koran yang memberitakan bahwa RUU APP sekarang sudah tidak jelas lagi kelanjutannya. RUU APP itu sangat membahayakan Barat dan industri pornografi di Indonesia yang omzetnya trilyunan rupiah. Kalau RUU APP itu jalan, maka budaya Barat yang ngak karu-karuan itu bisa di-rem atau dikendalikan. Kalau itu terjadi, mereka bisa rugi berapa?. Sekarang orang jalan-jalan di pasar pakai bikini tidak ada yang melarang. Tapi kalau RUU APP jalan, maka dia bisa ditangkap; atau diuncali karung biar dipakai dan tidak masuk angin. Sekarang RUU APP tidak jelas, akhirnya pakaiannya anak-anak di pesawat dan di jalan sudah ndak karu-karuan.
       Sejak awal saya sudah memberi tahu kepada teman-teman, tokoh-tokoh Islam: "Jangan dianggap RUU APP ini barang gampang, RUU APP ini barang berat". Karena yang harus dihadapi adalah hegemoni dan penetrasi budaya global yang mempunyai kekuatan politik luar biasa, serta harus menghadapi industri pornografi.
       Dari iklan saja, semuanya sudah banyak yang porno. Iklan permen saja sudah porno. Apa hubungannya permen dengan porno?, tapi dihubung-hubungkan. Jadi, eksploitasi pornograf di periklanan dan di media itu menghasilkan uang yang luar biasa. Jadi fungsi pornografi itu sama seperti narkoba, yaitu merusak sekaligus memperoleh uang. Semua ini tidak bisa dihadapi dengan marah-marah, tapi harus dihadapi dengan konsepsi yang tepat.


0 komentar:

Posting Komentar

Edufunia Right. Diberdayakan oleh Blogger.