Minggu, 20 April 2014

AGAMA, ALIRAN DAN IDEOLOGI ISLAM part 2

AGAMA, ALIRAN DAN IDEOLOGI ISLAM (Edisi Ke-2)
catatan pesantren untuk kalangan sendiri
abah hasyim muzadi

       Kemarin saya bercerita tentang Ikhwanul Muslimin (IM), baik yang pada sayap demokrasi, maupun yang pada sayap gerakan massa. Ada juga sayap dari IM yang bersenjat, tapi sayap IM yang ketiga ini tidak ada di Indonesia. Sekarang saya mau bicara tentang Al-Qaeda.
       Al-Qaeda itu sebenarnya berpusat di Afghanistan dan anggotanya mayoritas terdiri dari anak-anak muda, sehingga di sana akrab dengan sebutan Taliban (berasal dari bahasa Arab, yaitu Thalibun yang artinya pelajar dan anak-anak muda).
       Masyarakat Afghanistan merupakan masyarakat yang berperangai keras, karena beberapa faktor, yaitu Pertama: karena faktor alam. Kondisi alam di Afghanistan tidak ada apa-apa, kecuali bebatuaan, cuaca panas dan dingin. Afghanistan juga termasuk negara miskin. Kedua: Aliran yang dianut mirip dengan aliran Khawarij, sekalipun tidak sama dan tidak sebanding.
       Khawarij adalah kelompok yang anti siapa saja, kecuali dirinya sendiri. Mereka lebih berpikir menjadi Hizbut Takfiiri (kelompok politik yang senantiasa mengkafirkan orang yang berpendapat tidak sama dengan mereka). Di Indonesia juga ada kelompok seperti ini, tapi jumlahnya sedikit. Kemarin saya didatangi oleh orang-orang yang anti-Syi'ah di kantor PBNU. Mereka minta supaya ada dialog antara Islam dan Syi'ah. Berarti Syi'ah sudah dianggap sudah di luar Islam. Mereka marah-marah kepada saya, karena saya kok tidak marah kepada Syi'ah. Dadi, saya dimarah-marahi, karena saya tidak marah.

       Di sini, kelompok Hizbut Takfiri tidak bisa membedakan antara kufur dengan ikhtilaf. Ikhtilaf adalah perbedaan-perbedaan yang masih di dalam konteks agama, dan ikhtilaf ini tidak akan ada habis-habisnya. Jangan percaya bahwa slogan kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits itu mesti satu. Al-Qur'annya memang satu, tapi kalau kembali kepada Al-Qur'an, pemahaman masing-masing orang pasti berbeda-beda.
       Khawarij itu aliran, bukan ideologi. Khawarij itu anti-Syi'ah, anti-Sunni, anti-Murji'ah, dan anti apa saja. Kalau sudah anti, berarti membunuh siapapun di luar dirinya itu hukumnya tidak apa-apa. Seperti halnya Dr. Azhari yang menganggap pengeboman di Bali bisa mendatangkan pahala baginya.
       Perangai keras masyarakat Afghanistan yang dikarenakan faktor alam dan faktor aliran tadi, kemudian dimanfaatkan oleh Amerika sebagai pasukan untuk melawan Uni Sovyet pada waktu perang dingin. Apalagi letak geografis Afghanistan itu persis di arah selatan Uni Sovyet dan mereka juga sering dijajah oleh Uni Sovyet secara temporer. Maka paling tepat kalau masyarakat Afghanistan yang keras ini dipersenjatai, dilatih, dan dikasih uang oleh Amerika, kemudian disuruh untuk melawan Uni Sovyet dalam perang dingin. Jadi, sebenarnya Uni Sovyet itu dihadapi oleh Amerika dari arah selatan lewat Afghanistan; dari arah barat melewati NATO, dan dari arah timur melalui perekonomian yang berpusat di Jepang.
      

       Dari keterangan di atas bisa dipahami bahwasanya Al-Qaeda itu aslinya bikinan Amerika. Kekuatan Al-Qaeda ini luar biasa karena mereka itu nekat, bukan hanya ketika melawan Uni Sovyet saja yang keras, bahkan dalam pertentangan intern pun mereka sudah sangat keras. Misalnya: Pertentangan Umar dengan Kharza'i.
       Akhirnya komunis tumbang. Komunis itu umurnya cuma 70 tahun, yaitu dari tahun 1930-1990. Komunis merupakan ideologi umur pendek, dalam posisinya sebagai gerakan internasional; akan tetapi komunis sebagai paham, masih jalan sampai sekarang. Paham komunis itu ada dua, yaitu paham atheisme (tidak bertuhan) dan ploretariat. Kalau atheisme di bidang filsafat hidup, sedangkan ploretariat ini di bidang ekonomi. Atheisme berarti tidak percaya kepada agama apa saja, sedangkan ploretariat artinya bagaimana dibuat supaya manusia jangan ada kaya-miskin, melainkan rata-rata saja. Karena tidak bisa membikin semua penduduk menjadi kaya, maka supaya rata, mereka dibikin miskin semua. Dua pilar inilah yang akhirnya membentuk kekuatan politik Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet dan China.
       Uni Sovyet lebih konservatif dalam berkomunis, sedangkan China lebih moderat dalam berkomunis. Kenapa?, karena di China, faktor ploretariat-nya lebih lunak dari pada sistem ploretariat yang ada di Uni Sovyet.
       Keruntuhan komunis juga berasal dari faktor internal, yaitu adanya penetrasi reformasi pemikiran yang dilakukan oleh Presiden Gorbachev. Gorbchev adalah Presiden Uni Sovyet yang beragama Yahudi serta pro-Amerika. Gorbachev ini melakukan reformasi pemikiran dan demokratisasi di Uni Sovyet dengn dua pilar, yaitu glassnost dan perestroika. Glassnost itu menyangkot ideologi, sedangkan perestroika menyangkut ketata-negaraan dan ekonomi. Reformasi uang dipicu oleh Gorbchev ini membuat Uni Sovyet berantakan, dan seluruh provinsi merdeka sendiri-sendiri.
       Saya tertarik kepada glassnost dan perestroika, apakah keduanya ada kait-mengkait dengan reformasi di Indonesia, karena begitu ada reformasi, Indonesia menjadi ndak karu-karuan; pertentangan satu dengan yang lain; gotong royong habis; hati nurani hilang; orang-orang menjadi beringas; banyak orang menjadi miskin; orang tahunya hanya demo; bersikap semaunya sendiri; orang tidak suka bekerja keras, karena digantung awang-awang pikiran bahwa dia bisa langsung menjadi pejabat; anak-anak yang pada asalnya menjadi guru ngaji, justru ingin menjadi anggota DPR, padahal dia tidak tahu-menahu tentang DPR; dsb.
       Akhirnya Uni Sovyet dan China sudah tidak lagi mekakukan gerakan komunis internasional, sebagai politik ekonomi dan militer, akan tetapi ideologi atheisme-nya masih merambah ke mana-mana.
       Setelah komunis internasional jatuh, Al-Qaeda dicurigai oleh Amerika, karena merupakan kekuatan militan yang bisa mensupport Palestina dalam menghadapi Israel. Maka dari itu, Al-Qaeda harus dihancurkan. Itulah Amerika!. Jangan dikira kalau orang ikut Amerika, dia akan selamat di dunia dan akhirat. Amerika itu tidak pernah melihat bangsa lain dalam posisi equal (setara), namun Amerika selalu saja melihat bangsa asing pada posisi lebih rendah dari pada posisinya. Sebenarnya Amerika sudah lama mengincar Taliban, tapi Amerika belum dapat momentumnya.
       Selanjutnya Taliban bergerak menjadi Al-Qaeda dan menjadi semakin kuat, karena Taliban berhasil membentuk negara Afghanistan yang dipimpin oleh Sayyid Umar. Karena Afghanistan ini negara miskin, maka mereka perlu mencari dana. Kemana mencari dana?, lalu ketemu dengan seseorang yang namanya Bin Laden. Bin Laden merupakan salah pengusaha terbesar di Saudi Arabia. Bin Laden itu bukan nama orang, melainkan nama keluarga (marga).
       Adik dari Presiden Direktur Bin Laden, yaitu Osamah Bin Laden yang membelot ke Taliban, karena dia marah kepada kerajaan Saudi Arabia, karena Saudi memperkenankan orang Amerika tinggal di Saudi Arabia, sekalipun tempatnya di Jeddah dan tidak masuk Makkah-Madinah. Bagi Osamah, hal itu sudah dianggap penodaan terhadap Hijaz (Makkah-Madinah dan sekitarnya) yang merupakan tanah suci orang Islam. Apalagi orang Amerika itu nang endi-endi gak tahu celono'an, cuma kato'an (celana pendek). Bin Laden inilah yang memperkuat Al-Qaeda dalam segi finansial. Saya juga tidak bisa membayangkan orang sekaya Bin Laden mau bergabung dengan Afghanistan yang di sana tidak ada apa-apanya, padahal dia seorang Milyuner.
       Pada saat terjadi peristiwa tragedi 11 September (Nine Eleven) yang merupakan serangan terhadap menara kembar WTC yang merupakan kebanggan trading dunia yang berada di bawah kekuasaan Yahudi. Semua akses ekonomi dunia, dari segi trading-nya dikendalikan dari sana, sedangkan dari segi investasi-nya dikendalikan dari Wall Street. Wall Street itu semacam Pecinan yang menjadi pusat kendali semua keuangan dan investasi di suluruh dunia.
       Di samping itu, juga terjadi pengeboman di Pentagon yang berada di Washington dan ketika itu masih dipimpin oleh Paul Wolfowitz yang sekarang menjadi Presiden Bank Dunia yang ada ribut karena pacaran. Jadi, pacaran itu bikin ribut di mana-mana, baik di Al-Hikam maupun di Bank Dunia. Pacaran ini gerakan universal di mana-mana.
       Pada tanggal 8 Februari 2002 saya datang ke Ground Zero. Saya juga datang ke Pentagon dan White House yang diserang, tapi ndak kena.
       Ndak tahu bagaimana, dalam peristiwa 11 September ini, yang langsung dituduh oleh Amerika adalah Al-Qaeda. Tuduhan ini tidak disertai penjelasan, baik kepada dunia maupun kepada PBB. Dari situ kemudian George Bush memproklamirkan perang, bukan hanya kepada Al-Qaeda, tapi terhadap terorisme dunia. Pada saat itu, saya termasuk ketua organisasi Islam yang pertama kali datang ngelayat di sana. Katanya ada satu-dua korban yang beragam Islam.
       Anehnya, ada beberapa keanehan di dalam serangan 11 September ini:
1.    Pesawat yang menyerang gedung WTC dan Pentagon itu ternyata tidak ditemukan black box-nya; padahal black box inilah yang akan menentukan siapa yang ada di dalam pesawat?, apa jenis pesawatnya?, kenapa nabrak?, dsb. Black box tidak mungkin diambil dari pesawat, karena akan mempengaruhi sistem komputer yang membuat pesawat itu tidak bisa jalan.
2.    Gedung WTC memang sudah lama mau dibongkar, karena sudah lama dan sudah ada keinginan untuk membuat gedung yang baru.
3.    Seluruh orang Yahudi yang menjadi karyawan di WTC tidak masuk sebanyak 3500 orang. Jadi, mereka semua selamat. Kok bisa, mereka tidak masuk secara berjama'ah?.
4.    Bahwa setiap pesawat yang masuk di Amerika itu tidak mungkin tidak terdeteksi ketika masuk areal Amerika Serikat, karena radar telah dipasang di seluruh pantai Amerika Serikat.
       Ternyata pesawat itu adalah sewaan. Apakah Al-Qaeda mampu menyewa pesawat itu kemudian menerbangkannya, ataukah ini adalah pesawat dari luar negeri?. Kalau pesawat itu dari luar negeri, maka hal itu tidak mungkin mengingat faktor keberadaan radar di atas. Sedangkan kalau pesawat itu dari dalam negeri, maka banyak yang berspekuslasi, apa iya semua ini adalah perbuatan Al-Qaeda?. Namun bagi Amerika, semua itu tidak penting, karena yang penting Al-Qaeda harus diserang. Maka saat itu, saya termasuk orang yang mendukung gerakan memerangi terorisme, karena kalau terorisme dilakukan oleh orang Islam, maka akan merusak citra Islam, dan membuat orang lain bisa memainkan citra itu untuk semakin merusak citra umat Islam.
       Akhirnya Afghanistan diserang oleh Amerika dengan mandat penuh dari PBB. Setelah diserang, Afghanistan ditinggalkan begitu saja, karena di sana tidak ada "apa-apanya". Lain halnya dengan Irak. Amerika tidak mau pergi dari sana karena belum mendapat minyak, sehingga modal perangnya belum kembali. Inilah yang menjadikan George Bush ngotot berada di sana.
       Al-Qaeda ini sekarang bergerak di seluruh dunia untuk melawan Amerika. Sayangnya karena mereka itu berpikir layaknya Khawarij, maka orang yang tidak melawan Amerika juga dianggap kafir. Oleh karena itu, siapapun boleh dibom, meskipun sesama umat Islam. Di sinilah letak bahayanya Al-Qaeda.
       Saya kira peluang Al-Qaeda untuk masuk di Indonesia sangat kecil, karena memang Amerika dan Australia membantu Indonesia untuk membendung Al-Qaeda. Tetapi ide-ide takfiri-nya (suka mengkafirkan orang lain) ini masih tetep masuk ke Indonesia. Sebelum ada Al-Qaeda pun, sudah ada Hizbut Takfiri, misalnya: Islam Jama'ah. Kalau ada orang golongan lain masuk masjid mereka, maka masjidnya akan dicuci; Orang nikah harus satu golongan; uangnya jama'ah dianggap uangnya Imam; dll. Cuma Islam Jama'ah ini berubah-ubah terus bentuknya, dari Islam Jama'ah menjadi LDII. Tujuannya adalah untuk membuat kamuflase agar gerakan itu selamat.
       Sekarang ini Al-Qaeda sedang menjadi problem besar di Irak, karena mereka menyerang siapa saja, baik orang Syi'ah, Sunni, Pemerintah, apalagi orang Amerika. Anggota Al-Qaeda inilah yang menyiapkan bom bunuh diri di Irak dan mereka tidak peduli siapa yang nanti menjadi korbannya. Jadi, Al-Qaeda ini memang berbahaya bagi siapa saja, termasuk bagi umat Islam sendiri!. Gerakan Al-Qaeda di luar negeri juga luar bisa. Misalnya: Mengebom kereta api bawah tanah di London, ngebom kereta api lintas negara di Spanyol, dsb.
       Saya ingin mengkaitkan masalah ini dengan masalah Irak. Irak adalah negara yang paling berani terhadap Amerika, di samping Iran. Sedangkan negara-negara yang lain dianggap sudah ditaklukkan atau mudah ditaklukkan. Di antara negara-negara yang sudah ditaklukkan adalah negara-negara teluk atau negara-negara penghasil minyat (gulf country), misalnya: Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, dsb. Kenapa mereka takluk kepada Amerika?, karena mereka tidak bisa memompa minyak, akhirnya dipompakan oleh Amerika. Karena dipompakan oleh Amerika, pasti ada joint venture dalam bentuk ARAMCO (Arabic-American Company). Oleh karena itu, maka seluruh transaksi harus ke bank-bank Amerika, sehingga duit negara-negara teluk tadi ada di sana dan baru diserahkan setelah minyak terkirim. Seandainya uang yang numpuk di bank-bank Amerika tadi diblokir oleh Amerika, maka negara-negara teluk akan kolaps.
       Yang berani kepada Amerika cuma Irak dan Iran. Anehnya, Irak dan Iran ini juga saling bermusuhan. Inilah repotnya wong Arab!. Dadi, nde'e iku sama-sama anti-Israel dan anti-Amerika, tapi mereka sendiri juga saling ribut.
       Saddam mempunyai keinginan menjadi pemimpin Arab. Selain memusuhi Amerika, Persia juga dianggap musuh oleh Saddam, karena Iran itu Persia, bukan Arab.
       Ketika Syah Iran dijatuhkan oleh Ayatullah Khomaeni, maka peristiwa itu adalah suatu peristiwa yang luar biasa, karena Syah Iran adalah seorang raja yang paling disayang oleh Amerika dan didukung oleh gerakan intelejen yang laur biasa cermatnya dan luar biasa kejamnya, yaitu Mukhabaraat. Jatuhnya Syah Iran ini meninggalkan harta yang tidak sempat dibawa lari, dan jumlahnya Trilyunan Rupiah atau Milyaran Dollar. Jadi, Syah Iran meninggalkan banyak harta berharga mulai dari permata, akik itu beratnya entah berapa ton, pyrus, zamrud, bahkan sandalnya ada 4000 lebih dan semuanya berlapis emas, dsb.
       Begitu Syah Iran ini jatuh, maka Iran langsung menjadi musuh Amerika. Kenapa?, karena ketika menjatuhkan Syah Iran, kedutaan besar Amerika di Iran diblokade dan penghuninya disandra tidak boleh keluar oleh Pasdaran (semacam Taliban yang ada di Afghanistan). Akhirnya Iran mau dibom oleh Amerika. Karena Iran mau dibom, maka personel-personel Amerika yang menjadi sandera tadi diletakan di puncak-puncak gedung yang akan dibom. Jadi, mereka diletakkan di puncak-puncak daerah-daerah atau bangunan-bangunan yang tinggi. Setelah itu Amerika melakukan serangan blue light (serangan kilat biru), namun juga ndak berhasil, bahkan ada 8 heli kopter yang bertabrakan satu sama lain.
       Akhirnya, Saddam yang sangat memusuhi Persia tadi dimodali oleh Amerika pada zaman Ronald Reagen, melewati orang yang namanya Dunant Rumsfeld. Saddam dikirimi uang, senjata, termasuk senjata kimia, senjata biologi, dan senjata pemusnah massal oleh Amerika untuk memerangi Iran. Kemudian terjadilah perang Irak-Iran selama 8 tahun. Karena tidak ada yang kalah dan yang menang, maka timbul kecurigaan Amerika bahwa Irak masih menyimpan senjata pemusnah massal. Amerika beranggapan seperti itu, karena mereka sendiri yang ngirim senjata massal itu ke Irak, sehingga barang kali ada sisa-sisa ('ashabah).

       Setelah Irak melawan Iran, Saddam langsung mau menyerang Israel. Ketika mau melawan Israel inilah, akhirnya Irak menjadi musuh Amerika. Suatu ketika, ada operasi intelejen agar Saddam yang ambisius itu didorong utnuk menguasai Kuwait dan yang mendorong adalah Amerika sendiri (melalui gerakan intelejen mereka). Kata Amerika: "Kuwait itu nakal, karena negara ini mengambil minyak Irak secara diam-diam". Kemudian tuduhan itu disertai foto-foto dan diserahkan kepada Saddam. Akhirnya Saddam marah dan langsung mau menyerang Kuwait, sekaligus untuk dijadikan sebagai bagian dari provinsi Irak. Begitu Irak menyerang Kuwait, berarti Irak sudah terjebak, sehingga Amerika mengumumkan perang melawan Irak. Jadi, dalam hal ini ada proses penjerumusan oleh Amerika. Masalahnya, kenapa tokoh-tokoh Islam bisa dijerumuskan. Alasannya adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Surat Al-Maaidah : 105

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ ۖ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
            Maksudnya: Hendaklah kalian merapikan barisan Islam. Asal kamu mendapat Hidayah, maka rekayasa orang lain tidak akan berpengaruh kepadamu. Akan tetapi kalau kamu saling bertentangan, maka kamu gampang dipatahkan oleh musuh-musuh syari'at Nabi Muhammad SAW.
       Akhirnya Irak diserang, dan serangan ini pangkalanya ada di Saudi Arabia, bahkan yang membayar ongkos perang ini adalah Arab Saudi dan Kuwait. Serangan ini berlangsung selama dua bulan, dan satu hari menghabiskan biaya 1 Milyar dollar. Yang dilakukan oleh Kuwait ini dikarenakan Raja Abdullah lari terbirit-birit, wanine karo duit tok. Jadi, Amerika itu sudah memerangi Saddam, bati dodol senjata (karena dibayar oleh Kuwait), dan bati mengobrak-abrik Timur Tengah.
       Karena Irak tidak jatuh oleh serangan di atas, maka Irak diembargo (dimelaratkan) selama 12 tahun. Sehingga 1 tahun sebelum serangan Amerika ke Irak, saya ke Irak dan ketemu dengan Wakil Presiden Irak, Thaha Yasin Ramadhan. Harga air mineral pada saat saya di sana 10 kali lipat dari harga bensin. Jadi, kalau harga bensin 50.000, maka harga air mineral mencapai 500.000. Semua ini dikarenakan ada inflasi di Irak. Oleh karena itu, kalau ada orang mau makan di restoran, maka dia harus membawa duit sak kresek, saking banyaknya uang dan mahalnya makanan di Irak. Toh Irak juga tidak jatuh.
       Maka untuk menjatuhkan Saddam, akhirnya ada tuduhan bahwa Irak masih menyimpan senjata pemusnah massal. Itu hanya rekayasa Amerika saja, karena meski terbukti senjata itu tidak ada, toh Irak tetap diserang. Dalam serangan ke Irak ini, Amerika tidak mendapatkan mandat dari PBB, sehingga serangan mereka itu sebenarnya tidak sah.
       Setelah itu, Saddam diopoinikan sebagai orang Sunni yang pernah menyerang Iran yang mayoritas Syi'ah, padahal Saddam menyerang Iran bukan atas nama Sunni, melainkan atas nama ambisi pribadi. Sehingga Amerika mengesankan ada pertentangan antara Sunni lawan Syi'ah. Oleh karena itu, Saddam digantung oleh pemerintahan Syi'ah yang diangkat oleh Amerika dengan Presiden yang bernama Nur Maliki. Nur Maliki ini termasuk orang Syi'ah yang pro Amerika, lain halnya dengan Muqtadha Sadr yang merupakan orang Syi'ah anti Amerika. Muqtadha Sadr ini mempunyai parlemen yang cukup banyak dalam pemerintahan Irak yang baru.
       Setelah Saddam digantung oleh pemerintah Syi'ah, ganti sekarang orang-orang Tikrit yang merupakan anak buah Saddam, Partai Ba'ats dan orang-orang Sunni disuruh untuk memberontok Nur Maliki, karena Saddam sebagai tokoh Sunni telah digantung oleh Syi'ah. Maka mulai menyala pertikaian antara Sunni dan Syi'ah. Agar menyalanya itu lebih berat, maka masjid Sayyidina Ali dibom oleh Amerika supaya terkesan bahwa itu adalah perbuatan orang Sunni; kemudian masjid Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dibom supaya terkesan bahwa itu adalah perbuatan orang Syi'ah. Maka sempurnalah alasan-alasan untuk berperang di antara mereka.
       Di tengah-tengah perang inilah, Al-Qaeda masuk untuk membunuh siapa saja. Apakah Sampeyan bisa memikirkan negara yang seperti ini?. Al-Qaeda ini dibantu oleh oleh penganut Khawarij yang ada di Irak Selatan yang berdekatan dengan kota Nejf yang merupakan pusat Syi'ah. Jadi, Irak itu sebenarnya merupakan pusat Syi'ah dan Sunni sekaligus; makam Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan dan Husain ada di sana, demikian juga denga makam Imam Ghozali, Imam Hanafi, Khalifah Al-Manshur, Harun Al-Rosyid, bahkan Abu Nawas juga ada di sana. Makam Abu Nawas sekitar 100 M dari makam Imam Ghozali di Baghdad. Makam Abu Nawas itu tidak dikasih maesan, tapi dikasih kusen. Onok kusene, onok gemboke sing gedhe, tapi gak onok lawange. Saya tanya kepada juru kunci, apa ini maksudnya? dia menjawab: Ini satu isyarat dari Abu Nawas bahwa percuma semua digembok, toh akhirnya akan diketahui oleh Allah SWT.
       Karena masing-masing dari Syi'ah, Sunni dan Al-Qaeda ini mempunyai kekuatan di luar negeri, misalnya: Syi'ah mempunyai kekuatan di Iran; Al-Qaeda punya kekuaan di Afghanistan; Sunni dibantu oleh Syiria. Selain itu, ada anak buahnya Saddam yang mempunyai dua pilar utama, yaitu Tikrit (nama desa tempat kelahiran Saddam dan merekaini sangat fanatik terhadap Saddam) dan Partai Ba'ast, plus sisa-sisa pasukan garda republik. Masing-masing kekuatan ini mendatangkan senjata dari luar untuk bertempur di Irak, kemudian dihantam oleh Amerika sekaligus. Maka kalau Irak ingin aman, maka Amerika harus keluar. Tapi sebelum Amerika keluar, tentara-tentata Islam harus masuk ke sana. Jika tidak demikian, maka di sana akan terjadi perang saudara dan akan banyak terjadi bom bunuh diri. Jadi, hanya Allah SWT yang bisa menyelamatkan Irak saat ini.

        Kenapa tentara Amerika tidak mau pergi dari Irak?, karena duit yang dikeluarkan oleh Amerika dalam perang Irak ini sudah begitu banyak, lain halnya dengan perang teluk pertama yang dibiayai oleh Saudi dan Kuwait, sedangkan dalam perang ini Amerika harus mengeluarkan biaya sendiri dengan cara meminya duit kepada konggres. Di sisi lain, mereka belum memperoleh minyak dari Nur Maliki, bahkan Nur Maliki juga ditekan supaya mengadakan Undang-Undang Perminyakan yang nantinya bisa menguntungkan Amerika. Sebenarnya UU itu sudah dibuat, akan tetapi tidak bisa dijalankan, karena seluruh pipa-pipa dibakar oleh kelompok Muqtadha Sadr dan Al-Qaeda.
       Sekarang orang-orang Israel yang menyusup di pasukan Amerika juga mulai membuat tembok-tembok penyekat di Irak. Maksudnya, supaya negara Irak itu menjadi seperti rumah jangkrik dengan cara di kotak-kotak bagian sana-sini. Itulah kelakukan Yahudi!. Cuma masalahnya, kenapa kita mau diperlakukan seperti itu?, kenapa Saddam mau saja disuruh menyerang Iran dan Kuwait?, kenapa Syi'ah mau saja disuruh menggantung Saddam?, kenapa Sunni mau diprovokasi?, kenapa Al-Qaeda menggunakan aliran-aliran keras seperti Khawarij?. Jadi, kalau orang Islam mendapatkan adzab, pasti maknaya adalah: Ada kedzaliman dari luar, namun kedzaliman itu masuk karena ada kekeliruan umat Islam dalam bersyari'at, sehingga kedzaliman itu bisa menerobos masuk. Ketahuilah bahwa kedzaliman tidak pernah hilang dari dunia, karena kalau kedzaliman itu hilang, maka nahy mungkar akan berhenti.

       Ingat, yang menular itu selalu penyakit, sedangkan kesehatan itu tidak menular. Kalau saja kesehatan itu menular, maka ndak usah ada rumah sakit, karena kalau onok wong loro cukup dicedeki wong sehat, akhire iso waras. Itu seandainya kesehatan bisa menular, akan tetapi Allah SWT menentukan bahwa yang menular adalah penyakit. Jadi yang menular adalah kedzaliman, sedangkan al-haq (kebenaran) harus ditegakkan dengan segala jerih payah. 
untuk melanjutkan membaca klik link dibawah:
     agama-aliran-ideologi-islam-part-3

0 komentar:

Posting Komentar

Edufunia Right. Diberdayakan oleh Blogger.