TOLERANSI DALAM
ISLAM UNTUK KEDAMAIAN BERSAMA
Oleh : abah hasyim
Pada tanggal 28 Januari 2007, saya dari Jakarta menuju London , di sana bertemu Menlu dan
Direktur British Counseling. Bertujuh saya ke sana untuk mempromosikan Islam yang wasathin
(moderat) atau yang terkenal dengan istilah Rahmatan lil 'Alamain, karena itu
yang otentik di dalam Al-Qur'an. Adapun yang dimaksud dengan sikap moderat (wasathiyah)
adalah:
اَلْوَسَطِيَّةُ
هِيَ اَلتَّوَازُنُ بَيْنَ الْعَقِيْدَةِ وَالتَّسَامُهِ
Keseimbangan antara keyakinan yang kokoh dengan spase
toleransi
Toleransi ada dua macam:
1. Toleransi
intern umat Islam.
Tolerasi ini yang biasa kita sebut لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ
(bagi kamu amalan kami dan bagi kalian amalan kalian). Misalnya; Ada yang shalat shubuh
dengan membaca qunut dan ada yang tidak. Semua itu adalah alternatif. Dulu,
para pemimpin Muhammadiyah dan NU itu tidak meributkan masalah qunut karena
sama-sama ngerti, misalnya pada zaman Pak Idham dan Pak Buya Hamka. Sekarang,
anak-anak Nu dan Muhammadiyah juga tidak ribut soal qunut karena sudah tidak
shalat shubuh, berarti qunutnya lewat. J
Ini adalah tasamuh (toleransi) di antara
muslimin. selama tidak ada inhiraf (keluar dari batas syari'at). Tasamuh
bisa diartikan mau memegangi pendapat sendiri, akan tetapi mau mengerti
pendapat saudaranya sesama muslim. Jadi, jangan memonopoli kebenaran, kecuali
yang bersifat qath'iy. Kalau masih bersifat dzanny, yaitu sesuatu yang termasuk
daerah pemikiran dan daerah ijtihad, maka harus ada keseimbangan di antara ilmu
dan toleransi.
2. Toleransi
umat Islam dengan Non muslim.
Kenapa harus ada toleransi terhadap non
muslim?, karena di dalam Islam itu kalau diibaratkan rumah, di sana ada teras yang bisa
dipakai untuk mengerti non-muslim. Mengerti bukan berarti setuju. Kalaupun kita
memaksa umat Kristen untuk masuk Islam, itu sia-sia saja, karena Islamnya tidak
sah. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah : 256
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ
قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ
الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada
buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي
مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ
أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.
Yang bisa kita lakukan adalah berdakwah
kepada mereka sebisa-bisanya. Adapun mereka mau menerima atau tidak, semua itu
adalah urusan Allah SWT.
Bagian kedua yang akan saya bahas adalah
tentang sunnatullah yang bergerak lintas batas. Sunnatullah ini bukan terbatas
pada Islam saja, akan tetapi berlaku lintas batas. Bahkan sunnatullah ini bukan
hanya berlaku untuk muslim dan non muslim, namun juga berlaku untuk semua
manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Contoh sunnatullah: Orang kristen
yang sekolah di fakultas kedokteran, bisa menjadi seorang dokter. Sedangkan
orang NU yang tidak sekolah di fakultas kedokteran, menjadi dukun saja sudah Alhamdulillah. Artinya sunnatullah ini berjalan pada sifat Rahman, tidak pada sifat Rahim.
Di dalam suatu Hadits, Rasulullah
bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْكَلِمَةُ الْحِكْمَةُ
ضَالَّةُ الْمُؤْمِنِ فَحَيْثُ وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا. (حديث غريب في سنن
الترمذي)
Kalimat Hikmah itu adalah barang orang
mukmin yang hilang, dimanapun dia menemukannya, dia lebih berhak untuk
memilikinya. (Hadits Gharib dalam Kitab Sunan At-Tirmidzi)
Hikmah itu adalah inti ilmu. Misalnya;
Inti hukum adalah keadilan, jadi hikmah hukum itu adalah keadilan. Namun
kadang-kadang ilmu dan hikmah itu terpisah, misalnya; Ada law (hukum), namun tidak ada justice
(keadilan).
Hikmah itu milik umat Islam. Kalau hikmah
iu tidak ada pada kamu, dan ada pada orang lain; berarti hikmah itu ketelesot
di sana , dan
ambillah hikmah itu. Jangan karena hikmah itu di berada di luar mulsim, lalu
kamu merasa hikmah itu milik orang kafir. Karena ilmu itu sifatnya bukan
teritorial, melainkan substansial. Contoh: Ketika saya berada di Arab, kalau
janji itu tidak pernah tepat. Kalau orang Arab sudah ngomong
"bukrah" (besok), berarti dia tidak datang. Suatu saat saya diundang
menghadiri turats (peringatan) Raja King Abdul 'Aziz. Ketika saya sudah pakai
dasi, dan sudah mau berangkat; ternyata di bawah pintu kamar saya, diselobo'i
sebuah pengumuman yang menyebutkan bahwa pembukaan acara turats ditunda
dua hari lagi, karena ketua panitia masih berada di Prancis. Hal yang begini
ini tidak bakal terjadi di Eropa!. Kalau saya punya janjian pada jam 7
pagi tepat, maka ketika jam tujuh kurang lima
menit, pintu tempat perjanjian masih belum dibuka. Begitu masuk jam tujuh
tepat, baru pintu itu dibuka. Artinya; ketepaan waktu itu ada di sana , tidak ada di sini.
Ketepatan waktu itu Islami. Jadi, aqidah ada di sini, namun mu'amalah ada di sana . Mereka juga
disiplin. Ketika ada lampu merah, warga eropa itu berhenti sak
anjing-anjingya. Jadi, kalau ada orang Islam di eropa yang menerjang lampu
merah, berrati dia lebih rendah dari anjing. Begini ini harus kita akui.
Saya berangkat ke Inggris untuk
mempromosikan Islam yang samhah (Islam yang natural), sebelum mereka
tertarik oleh kepentingan kiri-kanan. Ternyata Islam yang saya bawa ini laris,
karena di sana sering terjadi bentrok dan masjid
dibakar, karena khatib-khatib di sana
isi khutbahnya menyerang terus kepada konstitusi. Tentu Negara merasa
keberatan, sehingga para Khatib itu ditangkap. Rupanya para Khatib itu tidak
bisa memberi penjelasan, sehingga ngebon kita untuk memberi penjelasan.
Setelah tiga hari di Inggris, tidak ada yang istimewa di sana . Di sana kami juga memberi masukan kepada negara
Barat bagaimana supaya citra Islam tidak dirobek-robek seperti sekarang ini.
Dari Inggris langsung menuju ke Beirut , Libanon. Saya
bersama Menlu Hasan Wirayudha dan Bapak Ali Alatas. Kami bertiga berangkat ke Beirut dengan mengemban
misi:
v Mencari
solusi penyelesaian konflik Hamas-Fatah di Palestina;
v Meninjau
Pasukan Garuda yang ikut menyanggah keamanan di Libanon
v Mencari
jalan keluar untuk mengurangi bentrok etnis dan bentrok madzhab di Iran
yang sekarang sedang dikobarkan oleh Amerika, yaitu pertempuran antara Sunni
dan Syi'ah.
Akhirnya kami berbagi tugas. Menlu Hasan
bertugas menemui pejabat-pejabat, mulai dari presiden, perdana menteri bahkan
para menteri. Kalau saya pas longgar, saya ikut Menlu sebagai mustami'.
Adapun tugas saya adalah menemui para ulama' yang kereng-kereng dan
'tukang perang'. Pengalaman ini adalah suatu hikmah yang besar bagi saya. Dari sana , saya menjadi tahu
bahwa umat Islam sekarang ini masih jauh dari pelaksanaan agamanya sendiri,
terutama dari bidang ilmu, ekonomi, persatuan, dan keadilan. Yang dekat cuma
berteriak Allahu Akbar-nya saja, akan
tetapi model way of life-nya tidak ada.
Misi
pertama yang kita urusi adalah bentrok Hamas-Fatah. Fatah ini adalah organisasi
penjelmaan dari PLO (Palestinan Liberation Organization). PLO dulu dipimpin
oleh Al-Maghfurlah Yasser Arafat. Kemudian PLO ini menjelma menjadi
Fatah yang merupakan fraksi terbesar di Palestina. Adapun keberhasilan yang
sicapai oleh Yasser Arafat adalah internasionalisasi masalah Palestina. Pada
mulanya, konflik Israel-Palestina itu dianggap oleh Israel sebaga "urusan saya
dengan kamu". Namun kemudian oleh Yasser Arafat diputer begitu rupa
dan diworo-woro bahwa karena faktor penjajahan, Israel harus diusir dari Palestina.
Kampanye ini kena (berhasil), sehingga terjadilah isolasi dunia terhadap
Israel .
Karena
yang dilawan (Israel )
ini terlalu kuat, maka Yasser Arafat mengambil jalan diplomasi, bukan jalan
perang. Akhirnya dia berdiplomasi dengan Israel dan Amerika. Dasar Israel ,
ya percuma, mereka hanya janji-janji palsu. Ibarat air di daun keladi;
sekalipun mennggenang, tidak pernah berbekas. Jalur diplomasi ini tidak pernah
beres, sampai Yasser Arafat wafat. Karena garis diplomasi ini gagal sampai
Yasser Arafat wafat, maka rakyat Palestina berpindah haluan ke Hamas. Hamas ini
sifatnya lebih keras dan tidak ada kompromi. Yang penting perang, kalah atau
menang, akhirnya mereka kalah terus.
Hamas juga tidak mengakui eksistensi Israel , sedangkan kalau Fatah itu mau melakukan
koo-eksistensi Israel .
Jadi, bagi fatah, di situ negara Israel dan di sini negara
Palestina. Adapun bagi Hamas, pokoknya Israel harus bubar. Pendapat ini
sama dengan Ahmadinejad yang berkata; "Israel itu dibusek saja dari
peta, karena ngaco tok kerjaannya". Oleh karena itu, Hamas
selalu diberi bantuan oleh Iran
secara diam-diam.
Dalam konflik Israel dan Palestina, sebenarnya
oleh dunia Barat, Pelestina itu disokong dan dikasih duit. Namun
duit itu bukan duit sumbangan, akan tetapi duit pengembalian pajak dari
warga Palestina yang ditarik pajak oleh Israel . Namun ketika Hamas menang
pemilu, duit tersebut tidak diberikan kepada Hamas, melainkan dikasihkan
kepada Fatah, sehinggaa terjadi eker-ekeran antara Hamas dan Fatah.
Jadi, di tengah-tengah perjuangan itu selalu ada godaan-godaan duniawi.
Karena Fatah merasa kalah pemilu, maka duit
tadi dipakai oleh Fatah untuk benturan dengan Hamas. Akhirnya terjadilah kontak
senjata antara Fatah dan Hamas. Pada akhirnya, baik Hamas maupun Fatah
sama-sama kalah, sehingga yang menang adalah Israel . Sebenarnya Rasulullah SAW
juga pernah kalah perang. Jangan kita bayangkan beliau itu menang terus dalam
perang. Beliau pernah kalah perang pada saat Perang Uhud. Pada mulanya umat
Islam menang, namun setelah merasa menang, pasukan perang yang gragas
tergoda untuk mengambil harta rampasan perang, terutama wanita-wanita yang klimis-klimis.
Akhirnya ketika para pasukan yang tamak ini berada pada posisi di bawah, maka
posisi di atas diambil alih oleh pasukan kafir, kemudian mereka menyerang dari
arah atas, sehingga pasukan Islam korat-karit. Sayyidina Hamzah gugur
pada perang Uhud ini. Setelah komando dipegang lagi oleh Rasulullah SAW, umat
Islam baru menang. Di sini terbukti, bahwa ketika Rasulullah SAW masih hidup
saja, umat Islam akan kalah dalam perang kalau lebih berpikir duniawi, apalagi
ketika beliau sudah wafat.
Nah, bagaimana caranya supaya Indonesia
– saya tidak membawa nama NU, karena terlalu kecil – sedikit banyak bisa
mempunyai andil dalam 'itisham bainal muslimin (persatuan di kalangan
umat Islam)?. Alhamdulillah, saya bisa ketemu dengan Komando
tertinggi Hamas yang masih dalam status pelarian. Komando ini ada di Damaskus,
dan namanya adalah Khalid Ismail. Saya mengalami kesulitan untuk menemuniya,
karena lapisan pengamanan/'banser'-nya sangat banyak dan lebih gagah dari banser NU. Kalau
Banser NU itu hormat tapi angop; Kalau disuruh jaga, malah ndodok;
Merokok, tapi dengan rokok tapi eceran. Sedangkan 'banser'-nya Hamas ini bagus,
gagah, tinggi, sigap, dan terlatih. Setelah berkali-kali melewati pos, akhirnya
saya bisa bertemu Khalid.
Di sana
Khalid bercerita tentang betapa beratnya penderitaan bangsa Palestina yang
dijajah, dibunuh, diinjak, dan semua ulama'-nya ditembaki oleh pasukan Israel .
Bahkan sekarang ini, kabinet Palestina ditangkap oleh Israel , sehingga para Menteri harus mendekam di
penjara Israel
beserta anggota 'DPR'-nya. Untung DPR di sini selamet, sehingga bolak-balik
njalok rapelan. Yang tersisa hanyalah Perdana Menteri dan Presiden.
Khalid bercerita mengenai kesadisan Israel dan penderitaan yang dialami
bangsa Palestina. Setelah itu, dia bercerita alasan bentrok dengan Fatah.
Khalid menuduh Fatah sudah menjadi kaki-kanan Amerika. Semua dana bantuan
diberikan kepada Fatah, sedangkan Hamas tidak diberi bagian. Menurut Khalid,
anak buahnya banyak yang ditembaki oleh Fatah, sehingga Hamas terpaksa melawan.
Selain itu, Khalid juga mengeluh kenapa bangsa Palestina kok tidak bisa
bersatu dan kenapa dunia Arab kok tidak bisa bersatu untuk mendukung
Palestina, mereka selalu saja ada yang pro dan kontra terhadap Amerika. Khalid
juga menyatakan bahwa Dunia Internasional tidak pernah berpihak kepada
Palestina, akan tetapi selalu berpihak kepada Israel . Kalau PBB berpihak kepada
Palestina, lalu Israel tidak
mentaatinya, namun tidak ada sanksi apapun bagi Israel . Akan tetapi kalau bangsa di
luar Israel ,
maka seluruh dunia akan menyerang siapa yang menyalahi resolusi PBB.
Setelah selesai bercerita, ganti saya
yang menjawab. Saya sendiri menyebut Khalid dengan sebutan Brother atau Sayyidul
Akhi. Saya berkata: "Saya sudah mendengar dan merasa simpati atas
penderitaan Palestina, terutama Hamas, apalagi satu-persatu ulama' dibunuh oleh
Israel .
Akan tetapi hendaknya diketahui kalau Palestina itu dijajah selama 60 tahun,
sedangkan Indonesia
itu dijajah selama 350 tahun. Kira-kira banyak mana korbanya?". Khalid
mulai terdiam. Jadi berapa banyak syuhada' dan mujahidin Indonesia yang gugur,
mulai dari Perang Padri, Perang Diponegoro, sampai Si Pitung, mereka tidak bisa
mengalahkan penjajah. Pangeran Diponegoro pun akhirnya kalah, dicurangi oleh
Belanda. Kemudian Pangeran Diponegoro dibuang ke Makassar
dan dipenjara dalam penjar berbentuk gua yang hanya cukup untuk orang jongkok,
tapi tidak cukup untuk digunakan berdiri. Setelah lima tahun berada di situ, Pangeran Diponegoro
wafat. Demikian juga dengan para pahlawan yang lain, mulai dari Teungku Umar,
Teungku Cik Di Tiro, sampai Imam Bonjol yang juga dibuang ke Sulawesi Utara.
Saya bercerita kepada Khalid: "Kami baru merdeka setelah ada persatuan Indonesia .
Jadi, jihad kita adalah mempersatukan barisan. Mana yang Islam, yang Kristen,
yang Nasionalis, yang Kebathinan, dsb. Seluruhnya bersatu untuk melawan
Belanda, akhirnya kami memperoleh kemenangan, setelah Belanda dikalahkan oleh
Jepang. itupun harus menunggu Hirosima dan Nagasaki dibom terlebih dulu oleh
sekutu".
Setelah mendengarkan cerita saya, Khalid
terdiam. Jadi yang paling mahal dalam berjuang adalah persatuan, karena para
penjajah tidak pernah takut dengan senjata, karena mereka mempunyai senjata
yang lebih baik. Para penjajag itu hanya takut
terhadap persatuan dan ma'unatullah. Saya lanjutkan; "Sekarang
kalau Anda berseberangan dengan Fatah, berarti Anda sudah menyatakan kekalahan
terhadap Israel ".
Pertemuan ini terjadi pada tanggal 4 Februri 2007, sedangkan pada tanggal 5
Februari 2007, Khalid harus berangkat ke Makkah untuk mengikuti perundingan.
Alhamdulillah, saya ke sana
tepat waktu atau muqtadhal hal. Umpama saya telat sehari saja,
tentu tidak bisa menemui Khalid. Setelah itu saya mendengar bahwa di Makkah ada
perundingan dan kesepakatan. Alhamdulillah ada perbedaan, sekalipun
belum penyelesaian.
Jadi apa yang terjadi di dalam Islam saat
ini seperti yang dikatakan di dalam Al-Qur'an. Kalau umat Islam ingin menang,
maka bersatulah, karena kalau bercerai berai, umat Islam pasti akan kalah.
Jadi, jangan dikira kalau orang Islam itu mesti menang, meski tidak bersatu.
Hal itu tidak mungkin terjadi. Siapa yang ngomong seperti?, Al-Qur'an!.
Oleh karena itu setiap janji Allah SWT pasti bersyarat, dan setiap Rahmat Allah
pasti meminta tanggung jawab. Jadi, tidak mungkin ada nashrullah
(pertolongan Allah SWT) tanpa ada ittihad (persatuan) dan istiqomah.
Coba cari di dalam Al-Qur'an!, pasti tidak ada. Kalau Hamas dan Fatah dengan
kondisi seperti sekarang ini bisa menang, berarti Al-Qur'an itu keliru. Untuk
membuktikan kalau Al-Qur'an itu benar, maka Hamas dan Fatah yang tidak bersatu
ini harus kalah.
Lalu kita mikir, kenapa orang
kafir kok dikasih kemenangan dan ketentraman?, Karena Rahman-nya
Allah SWT yang di bidang itu telah mereka lakukan, mulai dari keadilan,
penataan ekonomi, manajemen, dll. akan tetapi mereka tidak memperoleh Rahim-nya
Allah SWT. Kadang-kadang kita merasa bingung dengan kondisi seperti itu. Ketika
saya berada di Inggris, Masya Allah, semuanya berjalan tertib, padahal nggak
ada orang yang shalat. Sedangkan di sini semua orang Jum'atan, akan
tetapi sandal terus saja hilang. Yang demikian inilah yang dimaksud dengan
Hadits bahwa Hikmah adalah barang orang mukmin yang hilang. Apa yang saya
lakukan ini sesuai dengan pernyataan:
أُنْصُرْ أَخَاكَ،
ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا
Tolong temanmu, baik dalam keadaan dzalim maupun didzalimi
Kalau ada teman sedang bertengkar,
berarti dia sedang berbuat dzalim, maka hentikan dia. Jika ada teman yang
dijajah, berarti dia sedang didzalimi, maka bela dia.
Dari situ kita berangkat ke Beirut . Di Beirut,
dinginnya bukan main. Meskipun di sana
ada Gurun Sahara, akan tetapi penuh dengan salju. Untuk masuk ke sana saya harus melewati 4
kali pemeriksaan. Beirut itu memang kota yang sangat indah.
Kalau kamu ke sana ,
Insya Allah kamu akan males belajar, karena makanannya
murah-murah dan orang-orangnya tidak ada yang tidak cantik. Jadi kalau menurut
rangking dunia, prosentase wanita canting yang paling tinggi itu adalah Beirut,
kemudian Andalus, Venezuela, Turki, Paris, dst. Sedangkan wanita Amerika itu
jeblok, karena orangnya elek-elek dan gembrot-gembrot. Kalau kamu
berada di Libanon, jangan lagi selebritinya, pengemisnya saja sudah cantik.
Sampai-sampai ada anggota kedutaan yang bilang kepada saya: "Memang Pak
Hasyim, di Beirut ini kalau ada 10 wanita, maka yang cantik itu 11 orang",
Kenapa? "Karena kita tolah-toleh sehingga ngitungnya keliru
terus" :-) . Namun dunia yang seindah ini kemudian berantakan. Keadaan ini
seperti yang digambarkan dalam Surat An-Nahl : 112
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً
يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا
اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Dan
Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat.
Libanon itu dibagi 3 bagian: Kristen
manorith atau ortodoks, dan gerejanya Armenia ; Sunni dan Syi'ah.
Masing-masing daerah 3 kelompok itu dijaga oleh tank. Oleh karena itu, para
wanita di sana
bermacam-macam, mulai dari yang pakai cadar sampai yang ndak pakai baju.
Lautnya Beirut itu laut tengah dan Mediteranian
Sea di sana
memang indah sekali, sehingga kamu harus ke sana kalau sudah punya uang.
Presiden di Libanon itu harus berasal
dari golongan Kristen Manorith, Perdana Menteri dari Sunni, dan Ketua Parlemen
dari Syi'ah. Sedangkan kelompok-kelompok yang lainnya, diberi bagian institusi
yang kecil-kecil. Yang bergolak itu bukan Beirut ,
akan tetapi Libanon Selatan, karena di situ merupakan tempat gerakan Hizbullah
yang dipimpin oleh Hasan Nashrullah. Hasan ini dalah orang Syi'ah fanatik. Saya
sempat mendengarkan pidatonya selama satu jam penuh tentang Hari 'Asyura.
Memang Hasan Nashrullah ini sangat agitasi, umpama di sini, Hasan itu seperti
Habib Riziq yang isi pidatonta Allahu Akbar tok.
Letak perbedaan Syi'ah dengan Sunni harus
kamu ketahui. Jangan sembrono terhadap Syi'ah. Sunni adalah satu pikiran
yang kepada ajaran, sedangkan Syi'ah itu lebih cenderung kepada orang. Syi'ah
itu fokus kepada Ali RA dan keturunanya. Jadi, di sini ada personifikasi
syari'at. Anehnya, kalau Sunni itu tetap hormat kepada Ali RA, kita sering
mengucapkan kalimat Ali Karramallahu Wajhah, kita juga membaca sya'ir-sya'ir
beliau dan juga mau mengikuti fatwa beliau; namun kita juga bersikap baik
kepada Abu Bakar RA, Umar RA, dan Utsman RA. Sedangkan dalam ajaran syi'ah,
kalau orang sudah percaya kepada 'Ali RA, maka wajib hukumnya untuk menghujat
Abu Bakar RA, Umar RA dan Utsman RA. Bahkan menghujat ketiga Shahabat tersebut
juga merupakan 'rukun iman'. Kebencian Syi'ah ini dikarenakan Abu Bakar RA cs.
dianggap telah mengghashab Khilafah 'Ali RA. Kebencian ini ditambah lagi dengan
terjadinya Perang Shiffin yang merupakan bentrok antara Mu'awiyah dengan Ali
RA, kemudian dilanjutkan dengan bentrok antara Yazid bin Mu'awiyah dengan
Sayyidina Hasan dan Husain RA.
Perang yang terjadi antara Husain RA dan
Yazid memang sadis, karena kepala Sayyidina Husain RA dipotong dan dikuburkan
di Masjid Damaskus, sedangkan badan beliau dimakamkan di Nejef (Irak selatan).
Peristiwa berdarah ini terjadi pada tanggal 10 Muharram atau Hari Asyuraa'.
Peristiwa itu diingat-ingat terus oleh Syi'ah, sehingga setiap kali tanggal 10
Muharram, orang-orang Syi'ah suka menyakiti badannya sendiri untuk bersimpati dan
berempati kepada Sayyidina Husain. Dari sini tampak bahwa dari ajaran ini ada
segmen dendam secara ajaran, belum secara politik. Bahkan Syi'ah memasukkan
peristiwa sejarah itu ke dalam aqidah mereka. Padahal menurut kita, sejarah ya
sejarah. Apapun yang dilakukan oleh pelaku sejarah, semuanya menjadi tanggungan
mereka kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An'aam : 164
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ
شَيْءٍ ۚ وَلَا
تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا ۚ
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۚ
ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Katakanlah:
"Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal dia adalah Tuhan bagi
segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya
kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan
diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."
Syi'ah yang berada di
Libanon Selatan itu dipegang oleh Hasan Nashrullah yang pidatonya hanya tentang
Sayyidna Ali RA, Hasan RA, dan Husain RA. Setiap khutbah hanya membahas itu-itu
saja, sehingga tidak penah berbicara tentang keadilan, kemakmuran, dsb.
Akhirnya saya ketemu dengan
Muhammad Rosyid, seorang Mufti Libanon (Menteri Agama) yang merupakan orang
Sunni. Akan tetapi Mufti Libanon ini juga tidak cocok dengan Sunni yang ada di
Syiria, bukan karena faktor agama, melainkan karena faktor Rofiq Hariri. Dulu
di Libanon ada Perdana Menteri yang bernama Rofiq Hariri, kemudian dia
terbunuh, dan diduga orang yang membunuh adalah berasal dari rezim Basyar di
Damaskus yang sekarang berkuasa. Padahal, Muhammad Rosyid itu diangkat menjadi
mufti oleh Rofiq Hariri. Jadi, di Libanon membela Rofiq Hariri, sedangkan yang
di Damaskus dianggap melawan Rofiq Hariri, sehingga terjadilah bentrokan antara
sesama Sunni, yaitu Sunni Libanon dengan Sunni Damsakus. Saya minta anak-anak
perhatikan cerita ini betul-betul! Bahwa pertikaian di dalam Islam itu jarang
sekali yang tumbuh karena aqidah, melainkan karena ahammiyah mashlahiyah (interest).
Selanjutnya saya pergi ke seorang tokoh
Syi'ah di Libanon yang bernama Amir Qabbalan. Qabbalan ini merupakan atasan
Hasan Nashrullah. Kalau dimisalkan suatu partai, maka Qabbalan itu sebagai
Ketua Partai, sedangkan Nashrullah itu Ketua Fraksi-nya. Kekuatan Hizbullah
pimpinan Hasan Nashrullah ini mencapai 10 kali lipat kekuatan Tentara Libanon
yang resmi, sehingga Hizabullah tidak bisa diatasi oleh pemerintah Libanon.
Hizbullah ini terkenal sangat militan, bahkan Israel pun belum pernah menang
melawan Hizbullah. Saya sendiri tidak tahu kenapa, mungkin karena banyak
hizib-nya. :-)
Ketika saya ketemu Syaikh Qabalan,
dia bercerita bahwa mereka sekarang dituduh melakukan pembantaian di Irak.
Setelah bercerita banyak, lalu saya bilang: "Kalau tidak mau dituduh, ya
dihentikan saja". Dia bertanya; "Bagaimana cara
menghentikannya?". Saya jawab: "Saya kira Imam-imam Syi'ah perlu
membuat pengumuman berupa Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
اَلْمُسْلِمُ عَلَى
الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَامُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
Orang Islam dengan orang Islam yang lain, haram darahnya,
hartanya dan kehormatannya.
Inilah
yang saya minta". Kemudian Syaikh Qabbalan itu tidak menjawab.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kebencian
kaum Syi'ah kepada Sunni pada saat Iran diserang Irak masa lampau itu
masih membara. Sekarang, oleh Amerika kondisi ini dibalik, sehingga setelah
Saddam jatuh, maka yang dijadikan sebagai Perdana Menteri adalah Maliki yang
merupakan orang Syi'ah fanatik. Tujuannya agar timbul dendam kepada Saddam,
sehingga Saddam kemudian dihukum gantung. Setelah itu ganti golongan
Sunni yang marah. Mulailah Amerrika menyokong Sunni untuk melawan Syi'ah.
Bahkan Syi'ah juga dituduh di mana-mana dan menunjukkan bukti-bukti penyiksaaan
yang dilakukan oleh Syi'ah. Padahal dulu yang nyiksa 'kan Amerika. Itulah
kelakuannya Yahudi!.
Setelah saya mengetahui posisi Syi'ah
seperti itu, maka saya kembali lagi ke Damaskus untuk bertemu dengan Syi'ah dan
Sunni sekaligus. Di sana
kita berunding dan saya memberikan satu pikiran bahwa dalam menanggapi krisis
di Irak, yang pertama kali harus dilakukan adalah bahwa qadhiyah (isu)
Sunni-Syi'ah harus dihentikan dan dibongkar, lalu diganti dengan isu rakyat
Irak-Amerika. Sekarang sedang diusahakan bagaimana isu yang dihembuskan oleh
media itu tidak lagi Islam Syi'ah vs Sunni, melainkan Rakyat Irak vs Amerika.
Nah,
setelah itu sebenarnya saya mau ke Iran , akan tetapi karena ada
undangan dari Kyai-kyai di Salatiga, akhirnya saya harus pulang terlebih dulu. Ndak
tahunya undangan itu tidak ada juntrungnya, jadi yang ada cuma rugi tok.
Alhamdulillah, Ketua Parlemen Iran
akan datang ke PBNU, dan itu merupakan kesempatan untuk meminta Iran
supaya menghentikan pembataian yang mereka lakukan. Jadi, pertikaian yang
terjadi di sana
adalah pertikaian etnik dan sektarian. Selanjutnya ada kesepakatan bahwa para
ulama' bertugas menghentikan pertikaian di lapangan, selanjutnya
pemerintah-pemerintah Islam diharapkan bisa berunding kembali dan ditambah
dengan adanya resolusi yang mengharuskan Amerika segera keluar dari Irak, lalu
diganti dengan pasukan penyangga kekuatan seperti halnya di Libanon Selatan.
Inilah jalan keluar yang disepakati, akan tetapi pertanyaannya, Siapa yang bisa
menyuruh Amerika pulang dari Irak?, inilah masalahnya.
Oleh karenanya, saya ini baru saja
diundang oleh SBY. Padahal SBY itu suwe gregeten sama saya, karena penggawean
saya ini suka mengkritik. Oleh karena itu SBY merasa jengkel dan menganggap
saya hanya ngeriwuki saja. Akan tetapi karena ada masalah Timur Tengah
seperti itu, maka Pemerintah
RI tidak mungkin bisa
melakukannya sendiri, terutama untuk 'menembus' para ulama'. Karena untuk
menemui mereka tidak bisa menggunakan jalur formal diplomasi, melainkan harus
melalui second track diplomasi. Akhirnya saya diundang dan saya mau
datang karena ini menyangkut kepentingan Negara. Di sini sudah harus bisa
memilah, maka ketidak-cocokan pendapat harus dikalahkan dengan kepentingan
negara. Kalau saya ini lebih berpikir pada perjuangan, bukan pada orang. Kalau
ada yang sama, ya monggo, kalau tidak sama, ya monggo. Tapi saya lurus
kepada perjuangan.
Akhirnya nanti pada tanggal 26 Februari
2007 ini, akan diadakan pertemuan antara Hamas dengan orangorang di Jakarta . Pertemuan itu rencananya
akan dihadiri oleh beberapa tokoh penting dari Syi'ah dan Sunni, dan ada
kemungkinan Uni Eropa juga mau mengkuti pertemuan ini sebagai observer.
Saya mau cerita kepada kamu bahwa kondisi
umat Islam sekarang ini ruwet, karena mereka tidak cocok dengan bunyi
Islam. Itu kesimpulannya!. Tidak boleh bertengkar, mereka bertengkar; tidak
boleh korupsi, duit sumbangan ke Palestina malah dikorupsi; tidak
boleh saling bunuh maupun saling dendam, justru saling bunuh dan saling dendam.
Semua permasalahan ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan simbol-simbol atau
bendera Islam maupun tathbiqus syari'ah, akan tetapi harus dengan
realita, yaitu apakah sudah ada kecocokan antara perilaku umat Islam dengan
Al-Qur'an dan Hadits. Jadi, secara substansial, memang ada jarak antara agama
dengan pemeluk agama. Saya sendiri ndak mentolo melihat kesadisan yang
terjadi di Irak, bahkan ketika saya melihatnya di televisi saja sampai merem.
Misalnya;
0 komentar:
Posting Komentar